Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Elegi Hitam Kopi Toraja

29 September 2025   09:40 Diperbarui: 29 September 2025   09:40 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Segelas kopi pahit (kawa) Toraja. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Di lereng gunung yang memeluk awan,
Toraja memahat sunyi dalam kebun.
Di ketinggian seribu lima ratus di atas cakrawala,
Lahir permata, biji Arabika yang berharga.

Bukan sekadar kopi, ia adalah kisah.
Aroma sangrai, nafas dari ritual purba.
Dari rumah Tongkonan yang menjulang gagah,
Tercium pekat pahit, sepekat sejarah.

Setiap reguk adalah ziarah ke masa lalu,
Membawa citarasa Kalosi yang khas.
Terkadang sedikit rempah, terkadang rindu,
Menyentuh lidah, mengukir janji tak terhapus.

Pekatnya hitam, bukan sekadar warna,
Ia adalah semangat yang tak pernah padam.
Menemani pagi, menghangatkan jiwa raga,
Legenda dalam cangkir, Kopi Toraja namanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun