Mohon tunggu...
Djho Izmail
Djho Izmail Mohon Tunggu... Administrasi - Pejalan kaki yang lambat

Bercerita dari Kampung Bermukim Maya di: https://pangeranrajawawo.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Surat Buat Nona Mathemesi

2 Oktober 2015   15:08 Diperbarui: 2 Oktober 2015   16:28 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Setelah kalimat terakhir yang engkau kirimkan ini, saya semakin bingung. Saya berusaha menyalin ulang dan membacanya kembali, rasa sakit itu menjalar perlahan. Tahu tidak, satu hal yang paling tidak saya sukai dalam hidup ini ialah mendapatkan seorang perempuan terlalu intim dengan para calon Imam apalagi menyukai mereka. Entah kenapa, itu salah satu hal yang sangat tidak saya sukai. Alasannya sederhana saja. Saya tidak mau perempuan itu menjadi hawa baru, yang menggoda mereka untuk memakan buah terlarang itu. Walaupun dalam beberapa kali diskusi dengan teman-teman sebenarnya yang salah adalah kedua belah pihak. Namun, entah kenapa, saya lebih banyak menyalahkan pihak perempuan. Oke, ini pendapat saya. Setiap orang boleh berpendapat, bukan?

Nona Mathemesi yang selalu tersenyum dalam ingatanku. Engkau beda. Itu salah satu alasan yang membuat saya suka padamu. Sekali lagi, saya mendapatkan banyak hal yang beda pada dirimu. Caramu menjawabi setiap percakapan yang saya bangun, selalu beda dengan apa yang saya pikirkan. Seperti jawabanmu yang cukup menohok tentang ajakan saya untuk kita pacaran. Atau mungkin, saya salah, sebab anda sekarang mencari suami, bukan pacar. Ah, tapi bukankah langkah awal untuk menuju pelaminan itu ialah dengan berpacaran? Sama halnya dengan pepatah klasik, setiap perjalanan seberapa jauhnya itu, pasti dimulai dari langkah pertama.

Nona Mathemesi yang baik dan yang katanya moody. Nona Mathemesi… Mathemesi. Terpaksa saya harus memanggil namamu berulang kali untuk memulai paragraf baru surat ini. Mungkin saya telah jatuh pada keadaan dan situasi yang salah. Saya jatuh cinta pada orang yang tidak tepat. Engkau telah memberi isyarat, bahkan secara gamblang menyatakannya. Namun, semuanya tetap tak mampu membuat saya berhenti dan berpaling dari hadapan mungilmu yang menggoda. Dari hadapan kacamata dengan mata yang senantiasa berkedip. Dari senyummu yang kadang dipaksa. Dari cara tertawamu yang juga kadang dipaksa. Tentu masih ingat dengan kalimat ini. “lucu e, mari kita ketawa”

Saya terkadang menjadi sangat melankolis mengingat semuanya ini. Menempatkan hati yang berasa cinta pada orang yang salah. Aneh dan sungguh sangat aneh lantaran masih tetap berharap bahkan semakin berasa walaupun sudah pasti engkau tolak. Harus dibuang ke mana rasa ini. Tolong, bantu saya menempatkan pada tempat yang tepat. Mungkin di tempat sampah atau apalah yang penting bisa menghilangkan rasa cinta kepadamu.

 

Maubasa, Akhir Juli 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun