Mohon tunggu...
Panca Nur Ilahi
Panca Nur Ilahi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Rebahan

Limpahkan pemikiran dengan sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melati

29 September 2020   22:32 Diperbarui: 29 September 2020   22:35 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Iya nis lu gk percaya banget, si Nurul mane si belum nongol juga.' Ratna menunggu aku untuk muncul.

'Kelompok manajemen pemasaran ya, iya gua sama Pandu. Ada Radit juga, kita bertiga.' aku muncul memperjelas kebingungan Nisa. 

'Oh yaudah bagus deh, Pandu kan pinter. Enak, lu aman kalo ditanya.' balasan Nisa seakan ketus ketika mempersoalkan ini, atau mungkin aku yang salah intonasi membaca pesan itu. 

'Nggak gitu lah, gua juga kerja nyari materinya. Cuma gak tau deh kalo radit, dia kan males.' aku membela diri. 

'Berarti lu kerja berdua terus dong sama Pandu, hati-hati ya.' Ratna memperingatkan ku. 

Seakan ada yang salah jika aku satu kelompok dengan Pandu. Aku sadar, Pandu merupakan Mahasiswa cowok yang tampan di kelas. Dia juga pintar dan kritis, nilai-nilainya selalu teratas, bahkan ketika Dosen menyebutkan hanya ada satu mahasiswa yang mendapat nilai ujian atau kuis di atas 90 pasti nama Pandu yang keluar. 


Sayangnya sifat Pandu dianggap sedikit aneh dibanding cowok lain di kelas, ia dingin dan jarang sekali nongkrong bareng dengan cowok lain. Aku hanya melihat ia selalu bersama dengan Radit, Danar, dan Angga. Selebihnya ia selalu sendirian, sifat pandu misterius. Hanya itu yang aku bisa liat dari Pandu, karena aku sendiri jarang sekali berbicara dengannya. 

Oh iya, aku teringat bahwa banyak perempuan di kelas ku yang menaruh perasaan kepada Pandu. Bahkan banyak perempuan yang takut ketika dekat dengan Pandu, karena pasti akan mendapat gosip tidak enak bahkan sampai dikucilkan di kelas. Aku sendiri juga bingung kenapa perempuan-perempuan itu sangat tidak mau Pandu ada yang punya. 

Deadline tugas kelompok ku semakin dekat, aku dan Pandu semakin sering bersama untuk mendiskusikan materi-materi yang akan dijelaskan ketika presentasi. Hari ini sehabis kelas kami janjian untuk bertemu di perpustakaan. Sesampainya di perpus aku tidak melihat Pandu, aku hanya melihat Radit yang sedang duduk di meja bagian pojok. 

'Dit ada lo juga, tumben lo ikut kerja kelompok. Takut dicoret namanya ya? Hahaha.' sarkas kepada teman yang menjadi benalu menurut ku perlu. 

'Ishh... iyalah hahaha, kan besok kita presentasi jadi gua juga harus ikut kerja lah.' Radit menjawab dengan santai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun