Mohon tunggu...
Sugi Siswiyanti
Sugi Siswiyanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger lifestyle, content writer, writer

Menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ibu, Jaga Anakmu, Jaga Kesehatan Mentalmu

25 Oktober 2021   00:12 Diperbarui: 25 Oktober 2021   00:46 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cara menjaga kesehatan mental ibu hamil

Mala (23) meluruskan punggungnya. Tulisannya hampir selesai. Reportase kunjungan ke beberapa usaha mikro di Kabupaten Kulonprogo dan Wonosobo harus dikirim paling lambat pukul 14.00 ini. Badannya amat pegal. Ia tak sempat istirahat optimal karena harus meliput keluar kota tiga hari ini.

Azan Dhuhur samar terdengar. Mala baru ingat ia belum makan sejak pagi.  Spontan ia mengelus perutnya. Baik-baik di dalam ya,Nak. Maafkan ibu belum sempat makan. Kita harus kejar setoran. Batin Mala menyapa janin di dalam perutnya.

"Mala, aku lapar. Beliin makanan dong ke Warung Mas Iwan," pinta suaminya. 

Mala tak kuasa menolak. Ia bangkit dari kursi lalu melangkah ke warung nasi. Ia memandang sekilas suaminya. Lelaki itu kembali larut membaca komik.

Jarak warung nasi dengan kontrakan mereka sekira 50 meter. Ketika Mala merasa perutnya mulai terasa sakit, seperti ditusuk-tusuk, Mala menahan sakitnya. Urusan beli makan siang selesai. Perutnya makin memberontak, susah payah Mala berjalan sembari memegangi perutnya.

Plastik-plastik berisi makanan itu ditaruhnya begitu saja di meja. Ia segera masuk kamar, tidur meringkuk demi mengatasi rasa sakit yang makin tak tertahan. Wibi fokus pada makan siangnya. 

Wibi baru bergegas masuk kamar ketika didengarnya suara ponsel Mala berdering tanpa henti. Mala hanya bisa meringkuk. Sedikit ia menggerakkan badannya, rasa sakit di perutnya semakin menggila. 

Melihat kondisi istrinya, Wibi segera membawa Mala ke klinik kandungan terdekat. Sebelumnya ia mengontak ayahnya minta dikirimi sejumlah uang untuk bayar ongkos bidan. 

Bidan memeriksa perut Mala. Tekan bagian atas, samping, dan bawah. Bidan pun mengecek kondisi jantung janin. Suara detak jantung terdengar. Samar di telinga Mala. 

Bidan menjelaskan hasil pemeriksaannya. Kondisi janin Mala sangat lemah. Terlambat datang sedikit saja, fatal akibatnya. Mala harus istirahat total. Ia tak boleh beraktivitas sama sekali. "Trimester pertama memang sangat rawan. Jadi, harus ekstra hati-hati", jelas Bidan.

Mala teringat hari-hari kemarin. Ketika ia sangat lelah dan mengantuk terpaksa harus tetap terjaga hanya karena suaminya menganggapnya terlalu banyak beristirahat. "Kamu gantian jaga rental komik ya. Aku ngantuk sejak pagi jagain rental komik. Kamu kan ngga ngapa-ngapain."

Ingatannya melayang-layang. Ia meraba lengan bagian atas yang masih memar akibat Wibi mendorongnya hingga jatuh ke lantai saat mereka berbeda pendapat. Hatinya nelangsa. Ia mengelus-elus lembut janinnya tanpa berkata-kata.

Orangtua Mala datang dua hari kemudian dari luar kota. Mereka sangat mengkhawatirkan kondisi putrinya. Setelah bermusyawarah dengan Wibi, akhirnya Mala diboyong ke rumah orangtuanya. Ia akan tinggal di sana hingga waktunya melahirkan.

Mala amat lega.  Ia bisa beristirahat leluasa di rumah orangtuanya. Kebutuhan nutrisinya pun akan terpenuhi selama di sana. Tak ada lagi seharian hanya makan mie instan karena tak ada yang meminjam komik di rental mereka. Semoga Wibi tetap sehat, doa Mala diam-diam.

Hari-hari di rumah ternyata tak senyaman yang dibayangkan Mala. Ia kerap kali mendengar ibunya membicarakan dirinya pada kakaknya. Ibunya berkeluh kesah karena harus memenuhi semua kebutuhan Mala. Wibi benar-benar tak bisa diandalkan. 

Ada yang perih di sudut hatinya. Ia ingin kembali saja ke kontrakannya bersama Wibi. Tapi di sana pun Wibi hanya mengandalkan penghasilan dari rental komik yang tidak seberapa. Sementara bertahan di rumah orangtuanya, Mala makan hati karena keluh kesah ibunya.

Untungnya Mala masih tetap menulis sebagai kontributor untuk majalah bisnis tempatnya bekerja setahun terakhir. Honor tulisan yang diterimanya masih harus ia bagi dua dengan suaminya. Begitulah..

Ketidaktenteraman hati dan pikiran Mala membuat Mala seringkali kehilangan nafsu makan. Saking banyaknya yang ia pikirkan, di usia kehamilan 9 bulan, tekanan darahnya sempat naik. Kepalanya sangat pusing. Jalannya sampai sempoyongan. Ibu yang khawatir memeriksakan kondisi Mala ke dokter. Mala diminta istirahat, mengurangi aktivitas, dan menenangkan pikiran. 

Ketika hari persalinan tiba, Mala melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Bayi perempuan itu lahir dengan berat 2,25kg. Billirubinnya masih tinggi. Kepalanya agak lonjong karena keluar masuk di pintu lahir. Mala tak kuat mengejan, tenaganya nyaris habis di tengah persalinan. Kuasa Tuhan menyelamatkan semuanya..

Untungnya Mala bisa menyusui bayinya dengan maksimal. Meskipun hamil dengan HB rendah, hanya 8 dari skala 12, tingkat stress tinggi, mengalami KDRT, serta asupan nutrisi yang tidak optimal karena nafsu makan tak kunjung bertambah hingga kehamilan trimester ketiga.

Pengalaman Mala menjalani beratnya masa kehamilan juga dialami banyak ibu hamil di muka bumi ini. Kasusnya bahkan tidak sedikit yang jauh lebih parah. Raya dan Wina adalah ibu hamil yang menjalani masa kehamilan cukup ekstrem. 

Raya harus menjadi single parent sejak anaknya masih dalam kandungan. Sang suami pergi entah ke mana. Beruntung Raya berasal dari keluarga berkecukupan. Ia bisa tetap menyelesaikan kuliahnya sekaligus membesarkan anak-anaknya dengan support orangtuanya.

Sementara Wina tak peduli pada janinnya. Ia tetap mengonsumsi alkohol dan sabu selama hamil. Setelah melahirkan, bayinya kerap menangis histeris di jam-jam tertentu. Tangisan histeris yang menakutkan. Setelah diperiksakan ke dokter, bayinya ternyata mengalami ketergantungan sabu sepertinya ibunya. 

1. Kesehatan Mental pada Ibu Hamil

Masalah kesehatan mental menjadi bagian penting dalam kesehatan ibu dan anak. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Keduanya saling terkait dan perlu mendapat perhatian. Kesehatan mental merupakan modal dasar untuk memperkuat kesehatan fisik.

Dalam menjalani masa kehamilan, ibu hamil mutlak membutuhkan mental yang sehat. Kesehatan mental ini membuat ibu hamil mampu menjalani tekanan hidup dengan normal serta  beradaptasi dengan baik. Kesehatan mental dibutuhkan selama proses kehamilan, melahirkan, dan nifas. Namun, gangguan kesehatan mental secara umum sering terjadi pada ibu hamil dan nifas, yaitu depresi.

Data WHO (2020) menunjukkan bahwa sekitar 10% wanita hamil dan 13% wanita setelah melahirkan di seluruh dunia mengalami gangguan mental, terutama depresi. Bagaimana dengan Indonesia? Fenomena ini hampir tidak terlihat di Indonesia. Namun kejadian yang sebenarnya kemungkinan lebih banyak karena data tidak tersedia dengan baik.

Apa yang bisa dilakukan agar kesehatan mental ibu hamil terjaga dengan baik? Bagaimana jika ibu hamil mengalami depresi? Apa yang akan terjadi pada anak yang dikandungnya?

Cara menjaga kesehatan mental saat hamil

Ibu hamil harus memahami kondisi kesehatan mental dirinya. Perubahan hormonal selama hamil, masalah ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya menyebabkan rentannya kondisi kesehatan mental ibu terganggu. Depresi merupakan kondisi paling sulit yang dialami ibu hamil. Dengan kata lain, depresi menjadi level tertinggi gangguan kesehatan mental ibu hamil.

Berikut ini ada enam cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental ibu saat hamil

2. Hubungan Antara Kesehatan Mental Ibu Hamil dan Tumbuh Kembang Anak

Patrice L. Engle menjelaskan adanya hubungan antara kesehatan mental ibu hamil dan tumbuh kembang anak. Ibu hamil yang menjalani masa kehamilan dengan penuh tekanan batin umumnya melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. 

Masa menyusui anaknya juga umumnya hanya berlangsung dalam waktu kurang dari dua tahun. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya ASI akibat kurangnya nutrisi. Ada kalanya nutrisi selama hamil mencukupi, tetapi kemauan untuk menyusui tidak ada sehingga ASI-nya menyusut lalu kering. 

Kondisi demikian tentu bisa menyebabkan malnutrisi pada anak.  Selain berat badan rendah, pertumbuhan terhambat, anak cenderung mudah sakit, terutama terkena diare seperti yang banyak dialami anak-anak di negara berkembang. Kualitas intelegensi atau kecerdasan anak juga buruk. Hal ini tentu tidak bagus untuk masa depannya.

Namun, kondisi demikian tidak selalu kita jumpai pada masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi kelas menengah atas. Pada umumnya latar belakang pendidikan tinggi dan keterbukaan pada peran perempuan di masyarakat bisa mengantisipasi terganggunya kesehatan mental pada ibu hamil. 

Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang sudah mapan bisa menjadi support bagi ibu pasca melahirkan untuk lebih aware terhadap tumbuh kembang anaknya. Sekalipun ia sempat mengalami stress cukup berat saat hamil.

Kasus Raya dan Mala adalah sedikit contoh ibu hamil yang mengalami stress saat hamil, tetapi mereka dapat memberikan ASI penuh serta merawat anaknya sehingga tumbuh kembang anak tetap normal.

--

Kita selalu mengharapkan yang ideal yang dialami diri kita dan banyak orang. Namun, perjuangan setiap individu dalam tahap kehidupannya tidak pernah sama. Jatuh bangun, luka;trauma menjadi bagian dari pendewasaan. Pun bagi ibu hamil. Kesehatan mental mutlak dibutuhkan. Kesadaran dan dukungan keluarga terdekat serta edukasi yang benar menjadi modal bagi ibu hamil untuk tetap bangkit dan terus melanjutkan hidup.

Referensi :

1. dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K), Dokter  Spesialis Anak, Konsultan Alergi/Imunologi. Pentingnya 1000 HPK & Memahami Alergi pada Anak. Materi Presentasi pada Danone Digital Academy 2021.

2. Kusumawati, Yuli, dkk. 2020. Panduan Kesehatan Mental Ibu Hamil, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

3. L.Engel, Patrice. 2009. Maternal Mental Health: Program and Policy Implications. The American Journal of Clinical Nutrition, Volume 89, Issue 3, March 2009

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun