Mohon tunggu...
Sugi Siswiyanti
Sugi Siswiyanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger lifestyle, content writer, writer

Menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ibu, Jaga Anakmu, Jaga Kesehatan Mentalmu

25 Oktober 2021   00:12 Diperbarui: 25 Oktober 2021   00:46 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cara menjaga kesehatan mental ibu hamil

Ingatannya melayang-layang. Ia meraba lengan bagian atas yang masih memar akibat Wibi mendorongnya hingga jatuh ke lantai saat mereka berbeda pendapat. Hatinya nelangsa. Ia mengelus-elus lembut janinnya tanpa berkata-kata.

Orangtua Mala datang dua hari kemudian dari luar kota. Mereka sangat mengkhawatirkan kondisi putrinya. Setelah bermusyawarah dengan Wibi, akhirnya Mala diboyong ke rumah orangtuanya. Ia akan tinggal di sana hingga waktunya melahirkan.

Mala amat lega.  Ia bisa beristirahat leluasa di rumah orangtuanya. Kebutuhan nutrisinya pun akan terpenuhi selama di sana. Tak ada lagi seharian hanya makan mie instan karena tak ada yang meminjam komik di rental mereka. Semoga Wibi tetap sehat, doa Mala diam-diam.

Hari-hari di rumah ternyata tak senyaman yang dibayangkan Mala. Ia kerap kali mendengar ibunya membicarakan dirinya pada kakaknya. Ibunya berkeluh kesah karena harus memenuhi semua kebutuhan Mala. Wibi benar-benar tak bisa diandalkan. 

Ada yang perih di sudut hatinya. Ia ingin kembali saja ke kontrakannya bersama Wibi. Tapi di sana pun Wibi hanya mengandalkan penghasilan dari rental komik yang tidak seberapa. Sementara bertahan di rumah orangtuanya, Mala makan hati karena keluh kesah ibunya.

Untungnya Mala masih tetap menulis sebagai kontributor untuk majalah bisnis tempatnya bekerja setahun terakhir. Honor tulisan yang diterimanya masih harus ia bagi dua dengan suaminya. Begitulah..

Ketidaktenteraman hati dan pikiran Mala membuat Mala seringkali kehilangan nafsu makan. Saking banyaknya yang ia pikirkan, di usia kehamilan 9 bulan, tekanan darahnya sempat naik. Kepalanya sangat pusing. Jalannya sampai sempoyongan. Ibu yang khawatir memeriksakan kondisi Mala ke dokter. Mala diminta istirahat, mengurangi aktivitas, dan menenangkan pikiran. 

Ketika hari persalinan tiba, Mala melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Bayi perempuan itu lahir dengan berat 2,25kg. Billirubinnya masih tinggi. Kepalanya agak lonjong karena keluar masuk di pintu lahir. Mala tak kuat mengejan, tenaganya nyaris habis di tengah persalinan. Kuasa Tuhan menyelamatkan semuanya..

Untungnya Mala bisa menyusui bayinya dengan maksimal. Meskipun hamil dengan HB rendah, hanya 8 dari skala 12, tingkat stress tinggi, mengalami KDRT, serta asupan nutrisi yang tidak optimal karena nafsu makan tak kunjung bertambah hingga kehamilan trimester ketiga.

Pengalaman Mala menjalani beratnya masa kehamilan juga dialami banyak ibu hamil di muka bumi ini. Kasusnya bahkan tidak sedikit yang jauh lebih parah. Raya dan Wina adalah ibu hamil yang menjalani masa kehamilan cukup ekstrem. 

Raya harus menjadi single parent sejak anaknya masih dalam kandungan. Sang suami pergi entah ke mana. Beruntung Raya berasal dari keluarga berkecukupan. Ia bisa tetap menyelesaikan kuliahnya sekaligus membesarkan anak-anaknya dengan support orangtuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun