Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menjaga dan Merawat Benak Siswa Dimulai dari Guru

9 April 2025   14:54 Diperbarui: 9 April 2025   22:47 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Guru membersamai siswa belajar. (Shutterstock via Kompas.com)

Secara umum, anak yang notabene siswa merasa bahagia selama libur, termasuk selama libur Lebaran. Selain mereka dapat berelasi dengan saudara, menikmati kegembiraan bersama dalam berbagai aktivitas domestik dan publik, juga rerata dapat angpau atau wisit.

Selain hal ini, dalam sementara waktu, mereka pun tak disibukkan dengan aktivitas sekolah. Misalnya, belajar, ekstrakurikuler, dan mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kemerdekaan waktu dapat dialaminya dengan kegiatan-kegiatan yang menggembirakan, baik secara pribadi maupun bersama.

Dan, suasana yang seperti ini, sekalipun mungkin di antara mereka ada yang tinggal sisa-sisanya karena libur telah usai, tetaplah berarti. Sebab, seberapa pun suasana kegembiraan yang masih dialami oleh anak dapat menjadi bekal yang berguna bagi guru.

Sebab, ketika anak, atau dalam konteks sekolah lebih sering disebut sebagai siswa, sudah masuk sekolah tak dapat terlepas dari peran guru.

Guru merupakan sosok yang selalu berada di antara siswa. Karena, gurulah yang membersamai siswa dalam proses pembelajaran, baik ketika berada di dalam maupun di luar ruang kelas.

Ini artinya, rasa nyaman dan aman siswa selama proses pembelajaran menjadi tanggung jawab guru. Dan, rasa termaksud dapat terus terjaga dan terawat. Bahkan, kualitas rasa yang dimaksud meningkat pun berada di tangan guru.

Maka, kegembiraan yang masih ada dalam diri siswa --sekalipun, seperti sudah disebut di atas, tinggal sisa-sisa-- selepas liburan Lebaran, yang sejatinya mengindikasikan bahwa mereka merasa nyaman dan aman harus dijaga dan dirawat oleh guru.

Tentu saja, guru sendiri harus menjaga dan merawat benaknya. Rasa kegembiraan dan kebahagiaan guru yang juga dialaminya selama libur Lebaran harus tetap ada. Bahkan, kalau memungkinkan kualitas rasa gembira dan bahagia, yang juga mengindikasikan bahwa mereka merasa nyaman dan aman, ditingkatkan.

Dengan begitu, peran guru dalam menjaga dan merawat kegembiraan dan kebahagiaan siswa dapat terwujud. Sebab, betapa pun, rasa nyaman dan aman yang dialami oleh guru berefek terhadap suasana benak siswa. Guru yang gembira dan bahagia mewarnai suasana rasa nyaman dan aman siswa.

Sangat berbeda dengan, misalnya, guru yang jauh dari rasa gembira dan bahagia. Sangat mustahil dapat mewarnai suasana benak, yaitu rasa nyaman dan aman dalam diri siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun