Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perlu Soft Skill Apa Saja untuk Menjadi Mertua?

21 Juli 2021   08:29 Diperbarui: 21 Juli 2021   15:03 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan mertua dan menantu| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Salah satunya adalah, karena tidak memiliki soft skill dalam yang diperlukan dalam menjalani kehidupan sosial. Tidak punya ketrampilan 'halus' yang berguna untuk mampu menghormati dan berseni-seni dalam berhubungan dengan orang lain.

Soft skill merupakan perilaku personal dan interpersonal yang membuat manusia memiliki sifat humanis. Para ahli menyatakan, soft skills adalah sekumpulan karakteristik kepribadian, daya tarik sosial, kemampuan berbahasa, kebiasaan pribadi, kepekaan atau kepedulian dan serta optimisme.

Ada dua jenis soft skill yaitu intrapersonal dan interpersonal skills. Yang masuk kategori intrapersonal skills antara lain self awareness, seperti self confident, self assesment, trait and preference, emotional awareness; dan self skill seperti improvement, self control, trust, worthiness, timelsource management, proactivity, dan conscience.

Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness, seperti political awarenes, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy; dan social skill seperti leadership, influence, communication, conflict management, cooperation, team work and synergy.

Soft skill merupakan bagian dari keterampilan individu yang bercorak halus atau sensitivitas perasaan individu terhadap lingkungan. Keberadaannya diperlukan oleh manusia dalam membangun hubungan harmonis dengan orang-orang di sekitarnya. Termasuk dalam membangun hubungan harmonis menantu dengan mertua.

Dengan mempunyai soft skills yang memadai, seseorang akan semakin menyenangkan bagi orang lain. Misalnya keterampilan berkomunikasi, keterampilan mengelola emosi, keterampilan berbahasa, keterampilan berinteraksi, keterampilan menghargai, keterampilan mengapresiasi, dan lain sebagainya.

Soft skill menyebabkan berfungsinya berbagai hard skill yang telah dimiliki. Soft skill juga dapat menentukan arah pemanfaatan hard skill. Jika seseorang memiliki soft skill dengan baik, berbagai ilmu dan keterampilan yang telah ada pada dirinya akan mendatangkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi diri dan lingkungannya.

Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki soft skill yang baik, maka hard skill justru dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Itulah sebabnya, para mertua harus memiliki soft skill, agar bisa membahagiakan menantunya.

Soft skill sebagai Mertua, Apa Saja?

Kali ini saya meninjau dari sisi mertua. Untuk bisa menjadi mertua yang baik, diperlukan sejumlah soft skill untuk berinteraksi secara nyaman dengan menantu. Dengan sejumlah soft skill ini, mertua akan berada pada posisi dihormati dan dicintai. Bukan ditakuti dan dibenci.

  • Soft skill mengelola emosi

Salah satu soft skill yang penting dimiliki oleh mertua adalah mengelola emosi. Kadang hanya karena masalah sepele, mertua bisa marah-marah sampai berteriak-teriak kepada menantu. Ada mertua yang puas setelah bisa memarahi menantu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun