Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perlu Soft Skill Apa Saja untuk Menjadi Mertua?

21 Juli 2021   08:29 Diperbarui: 21 Juli 2021   15:03 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan mertua dan menantu| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Kemampuan meregulasi emosi ini penting, karena setiap manusia memiliki sisi emosi negatif dan positif. Apabila tidak mampu mengelola, emosi negatif akan lebih menguasai dan mendominasi. Mertua akan dibenci dan dijauhi menantu apabila dikuasai emosi negatif dalam setiap titik interaksi.

  • Soft skill mendengarkan

Kecenderungan orang yang lebih tua atau lebih senior adalah mendominasi pembicaraan. Sulit mendengarkan. Ini membuat mertua menjadi sosok yang menyebalkan bagi menantu.

Kesan umumnya, mertua itu tidak mau mendengarkan, maunya didengarkan. Mertua itu sok tahu, tidak mau diberi tahu. Mertua itu mengerti segala sesuatu, maka harus didengarkan.

  • Soft skill menghargai

Ketika mertua merasa lebih dibandingkan menantu, ada kecenderungan untuk merendahkan atau meremehkan menantu. Tidak bisa menghargai menantu, tidak bisa memberi apresiasi atas kebaikan dan potensi menantu.

Makin bagus soft skill jenis ini, mertua akan semakin mampu menghargai dan mengapresiasi hal-hal kecil yang ada pada menantu. Mampu menghargai usaha dan jerih payah menantu. Mampu mengapresiasi tindakan sederhana yang dilakukan menantu.

  • Soft skill berterima kasih

Banyak orang sulit mengungkapkan terima kasih. Terutama untuk hal-hal sederhana dan rutin dalam hidup sehari-hari. Jika ada menantu menyajikan kopi untuk mertua, itu dianggap hal biasa saja. Bahkan kadang dianggap sebagai kewajiban menantu. Maka tidak ada terima kasih.

Semakin bagus soft skill jenis ini, mertua akan semakin banyak berterima kasih kepada menantu. Sampai perbuatan kecil-kecil yang dilakukan menantu, seperti membersihkan dapur dan menyapu lantai. Mertua bisa mengucapkan kata terima kasih, thank you, syukran, nuhun atau maturnuwun.

  • Soft skill meminta maaf

Banyak pula mertua tidak bisa minta maaf kepada menantu, meskipun dirinya berada pada posisi salah sekalipun. 

Ada orang yang gengsi untuk mengucapkan kata maaf. Orang seperti ini merasa akan jatuh harga dirinya apabila meminta maaf. Padahal meminta maaf justru menambah kemuliaan.

Semakin bagus soft skill jenis ini, akan semakin mudah meminta maaf. Tidak hanya dalam hal-hal yang dianggap "besar", bahkan untuk peristiwa sederhana saja, mertua mudah minta maaf.

  • Soft skill komunikasi

Kemampuan menyapa, mengawali pembicaraan, mengajukan pertanyaan yang menyenangkan adalah soft skill yang sangat diperlukan mertua. Ketiadaan kemampuan berkomunikasi seperti ini, membuat mertua tampak tidak menyenangkan di mata menantu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun