Mohon tunggu...
Padepokan Rumahkayu
Padepokan Rumahkayu Mohon Tunggu... -

Padepokan rumahkayu adalah nama blog yang dikelola oleh dua blogger yang suka bereksperimen dalam menulis, yakni Suka Ngeblog dan Daun Ilalang. 'Darah di Wilwatikta' ditulis bergantian oleh keduanya dengan hanya mengandalkan 'feeling' karena masing- masing hanya tahu garis besar cerita sementara detilnya dibuat sendiri-sendiri. \r\nTulisan- tulisan lain hasil kolaborasi kedua blogger ini juga dapat ditemukan di kompasiana.com/rumahkayu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah di Wilwatikta Eps 55: Ratu Racun yang Teracuni

17 November 2013   12:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:03 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1384666994232683922

PERCIK sinar sang surya gemerlap menimpa dedaunan, ranting pohon, dan berkilau di atas samudera dengan airnya yang terus bergerak.

Bergulung, mengombak, dan memercikkan tetes air yang berkerlip.

Suara debur ombak terus terdengar, menemani langkah Kiran di dalam hutan yang berada di sebuah tebing tinggi di tepi laut.

Kiran berjalan tanpa suara. Dalam gendongannya ada seorang perempuan tua, Mohiyang Kalakuthana, yang terkenal sebagai si ratu racun di kalangan para pendekar. Keahliannya Mohiyang Kalakuthana meracik racun tak tertandingi selama berpuluh tahun terakhir.

Kiran terus melangkah, sampai dilihatnya sebuah pondok kayu di hadapannya.

Kiran mengamati sekitar untuk memastikan tak ada penyusup yang di tiba disana ketika dia meninggalkan pondok malam hari kemarin. Diperhatikannya pepohonan, ranting dan serakan kerikil di sekitar pondok.

Tak ada yang mencurigakan.

Didorongnya perlahan pintu pondok dan kembali, ditebarkannya pandangannya menyapu seisi pondok.

Aman.

Dibaringkannya perempuan tua yang sejak tadi digendongnya ke atas dipan bambu yang ada di dalam pondok. Dan Kiran mulai memeriksa keadaannya.

Mohiyang tidak sadar. Tapi dia hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun