Mohon tunggu...
Padepokan Rumahkayu
Padepokan Rumahkayu Mohon Tunggu... -

Padepokan rumahkayu adalah nama blog yang dikelola oleh dua blogger yang suka bereksperimen dalam menulis, yakni Suka Ngeblog dan Daun Ilalang. 'Darah di Wilwatikta' ditulis bergantian oleh keduanya dengan hanya mengandalkan 'feeling' karena masing- masing hanya tahu garis besar cerita sementara detilnya dibuat sendiri-sendiri. \r\nTulisan- tulisan lain hasil kolaborasi kedua blogger ini juga dapat ditemukan di kompasiana.com/rumahkayu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Darah di Wilwatikta Eps 59: Hasrat Aneh Menuntut Pelampiasan

2 Februari 2015   18:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:57 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14228513571582583152

Tanpa pikir panjang Dhanapati segera melompat ke dalam air. Dan berenang secepat mungkin ke arah Kaleena. Kedatangannya membuat sebagian ular yang sedang berenang ke arah Kaleena, berbalik. Dan mendatanginya.

Sama seperti Kaleena sebelumnya, Dhanapati menggerakkan kedua tangannya. Tenaga sakti terpancar membuat air tersibak. Belasan ular terlempar. Namun belasan lainnya kembali mendatangi.

Dhanapati bergidik. Ada puluhan ekor ular berwarna hitam yang berenang mengitari mereka. Dia tak tahu apakah ular-ular itu beracun atau tidak. Namun dia tak mau mengambil resiko. Ular adalah binatang yang berbahaya. Setidaknya, sebagian ular diketahui mengandung racun yang mematikan. Apalagi dia dan Kaleena berada di dalam air.

“Kaleena, kita harus pergi dari sini,” kata Dhanapati, sambil menggerakkan kedua tangannya. Air tersembur tinggi. Kaleena melakukan hal yang sama. Gerakan kedua tangannya membuat air di sekitarnya seperti berpusar. Belasan ekor ular terseret pusaran. Namun puluhan ular tetap mendatangi.

“Ikuti aku...” teriak Dhanapati sambil menyibakkan air di depan. Tanpa bicara Kaleena mengikuti Dhanapati. Dia mengibaskan air di belakang mereka. Nyaris bergantian, mereka mengibaskan air yang terpancar tinggi, dan segera memanfaatkan peluang untuk pergi ke daratan.

“Ayo, cepat...”

“Tunggu. Pakaianku...”

Karena ingin secepatnya meninggakan danau, mereka menempuh jalan tercepat ke daratan. Mereka lupa bahwa pakaian Kaleena diletakkan di bagian lain.

Spontan Dhanapati menatap. Dan spontan kedua lengan Kaleena menutupi sepasang bukit kembar dan bagian di antara kedua paha.

“Biarkan pakaianmu. Aku lebih suka melihat kau seperti ini...” Goda Dhanapati.

Kaleena menatap lelaki itu dengan tajam. “Kau jangan berpikir aneh-aneh, Dhanapati. Kuasai dirimu. Kramca Dirva yang kau makan masih membbbbbb...” Ucapan Kaleena terhenti karena mulutnya tiba-tiba tersumbat oleh... bibir Dhanapati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun