Mohon tunggu...
Sahyul Pahmi
Sahyul Pahmi Mohon Tunggu... Masih Belajar Menjadi Manusia

Bukan siapa-siapa hanya seseorang yang ingin menjadi kenangan. Email: fahmisahyul@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gurun yang Menyimpan Nama-nama

1 Juni 2025   01:01 Diperbarui: 1 Juni 2025   01:01 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Dokumentasi Pribadi Hasil Generate AI/chatgpt.com

Drone aparat Saudi menemukan mereka dari atas. SM terbaring seperti batu tua yang lelah bercerita. Di sisi kirinya, J masih menggenggam botol air kosong. Di sisi kanan, S berusaha bersandar pada bayangan yang bahkan tidak ada.

"Air... air..." kata J, pelan.

Tapi gurun tidak menjual air. Ia hanya menyimpan cerita.

**

Yusron dari KJRI Jeddah menyampaikan berita itu ke keluarga. Kata-katanya lembut dan dingin seperti lemari es: "Diduga kuat akibat dehidrasi."

Keluarga SM menangis. Tapi tetangga mereka hanya berkata, "Lain kali ikut yang prosedural."

**

Pernah, saat SM masih di Kendal, ia menulis di kertas sobekan warung kopi: "Kalau aku mati di sana, tolong sebut namaku di kampung. Biar aku tetap diingat."

Kertas itu dibuang oleh penjaga warung. Tapi Tuhan tidak membuang ingatan.

**

SM akan dimakamkan setelah proses visum selesai. Tapi kisahnya tidak butuh visum untuk menyeberang ke hati siapa saja yang punya saudara, mimpi, dan keyakinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun