Drone aparat Saudi menemukan mereka dari atas. SM terbaring seperti batu tua yang lelah bercerita. Di sisi kirinya, J masih menggenggam botol air kosong. Di sisi kanan, S berusaha bersandar pada bayangan yang bahkan tidak ada.
"Air... air..." kata J, pelan.
Tapi gurun tidak menjual air. Ia hanya menyimpan cerita.
**
Yusron dari KJRI Jeddah menyampaikan berita itu ke keluarga. Kata-katanya lembut dan dingin seperti lemari es: "Diduga kuat akibat dehidrasi."
Keluarga SM menangis. Tapi tetangga mereka hanya berkata, "Lain kali ikut yang prosedural."
**
Pernah, saat SM masih di Kendal, ia menulis di kertas sobekan warung kopi: "Kalau aku mati di sana, tolong sebut namaku di kampung. Biar aku tetap diingat."
Kertas itu dibuang oleh penjaga warung. Tapi Tuhan tidak membuang ingatan.
**
SM akan dimakamkan setelah proses visum selesai. Tapi kisahnya tidak butuh visum untuk menyeberang ke hati siapa saja yang punya saudara, mimpi, dan keyakinan.