Kamar kos biasanya berisikan satu, dua, hingga tiga orang. Kalau sudah terlalu banyak, bisa jadi kisah ini tentang asrama pesantren atau orang-orang yang pernah numpang nginap di wisma haji kali ya... Hihi
Indekos, atau lebih enak disebut ngekos merupakan salah satu opsi terbaik para pencari kerja dan pengembara ilmu yang berada jauh dari rumah orangtua.
Terang saja, kerasnya kehidupan seakan menuntut diri untuk lebih giat dalam menyiapkan bekal hidup di masa tua nanti. Apakah itu dengan menuntut ilmu, mencari pengalaman, hingga mencari kerja tetap, semuanya akan dilalui dengan perjuangan.
Barangkali di tanah rantau mereka tidak punya saudara dan kenalan, hingga ngekos adalah pilihan terbaik. Jikapun ada kenalan, ngekos tetap jadi prioritas agar bisa lebih bebas dan tidak menyusahkan orang lain.
Jujur saja, tinggal di rumah orang itu tidak enak. Walaupun itu adalah kerabat dan masih ada hubungan saudara, tetap saja mereka adalah orang lain. Akhirnya, tempat tinggal terbaik adalah rumah orangtua atau rumah sendiri. Sementara ini, indekos dulu ya. Hohoho
Indekos Sendiri, Bahagiakah?
Bagi kaum introvert dan kerabat-kerabat sejenisnya, ngekos sendiri tentu lebih bahagia. Saat ingin tenang, maka opsi sendiri lebih baik. Saat ingin fokus belajar atau mengerjakan tugas, maka ngekos sendiri lebih baik. Tapi, soal dana?
Jika terlahir dari keluarga kaya, opsi ngekos sendiri tidaklah masalah. Bahkan, indekosnya bukan tentang ruangan 3x3 meter atau 3x4 meter, melainkan 4x4 sampai 4x5 meter. Letaknya pun begitu strategis yaitu dengan dengan lokasi sekolah maupun lokasi kerja.
Begitu nyaman rasanya jika sendiri. Mau tidur sepuasnya bisa, mau begadang sepuasnya bisa, dan mau menolak teman bertamu bisa. Hanya tinggal mengunci pintu dari dalam, dan matikan lampu. Haha, sejahat itukah?
Jika sedang malas mencuci pakaian, tinggal laundry. Sedang malas masak, tinggal pesan ojol. Bahkan jika malas cuci piring, tumpuk dulu hingga 3 hari. Nanti dulu mencucinya, jika mood sudah tiba.
Namun akan berbeda kisahnya jika mereka yang ngekos sendiri tidak betah dengan kesendiriannya. Barangkali mereka kemarin terpaksa ngekos sendiri karena tidak punya teman seperjuangan di sana. Dan bisa jadi teman-temannya sudah lebih dulu ngekos dengan orang lain. Akhirnya, mau tidak mau.
Belum lagi jika kondisi keuangan pribadi tidak stabil. Rasanya semua isi kepala serba berputar. Mau pinjam teman, teman jauh. Mau telpon orangtua rasanya malu. Dan mau pulang kampung, rasanya tambah malu.
Belum selesai di sana, mereka yang ngekos sendiri akan semakin tidak betah jika banyak yang bertamu ke kos. Mungkin saat bertamunya seru, ramai, dan mengasyikkan. Tapi, jika tamu sudah pulang, mulailah kemalasan itu datang.
Melihat  gayung kamar mandi centang-perenang, belum lagi dengan piring kotor, debu yang menumpuk, selimut yang belum terlipat, dinding yang mulai timbul bercak-bercak, sandal yang putus, shampo habis, handuk bau keringat. Ahh, sudahlah. Sakit kepala pikirnya! Huhuhu
Walaupun tampaknya sesakit itu, kadang-kadang adapula malaikat yang datang ke kos. Ya, teman kos yang rajin. Karena sudah numpang nginap semalam, ia tidak enak hati jika tidak berbuat apa-apa.
Mulailah lantai dibersihkannya, selimut dilipatnya, piring dicucinya, bahkan dibelikan jajan dan sarapan di pagi harinya. Nikmat betul.
Kalau Berdua?
Tidak betah sendiri? Indekos berdua lebih baik. Upps, laki-laki sama laki-laki dan perempuan sama perempuan, tak boleh dicampur. Apalagi jika sudah kenal sebelumnya, tentu lebih terbuka dan ramai di kos. Ada tempat berkeluh, ada tempat minta bantuan dan pinjam uang, dan ada jadwal cuci piring.
Jikapun belum kenal, seiring berputarnya arah jarum jam keduanya akan saling mengenal. Perlahan akan tampak sisi baik dan buruknya, sisi bobok manis dan dengkurnya, serta sisi melamun dan mengupilnya. Hahaha
Jika keduanya sama-sama baik sungguh enak. Pasti keduanya akan saling berjuang dalam kebaikan. Jika ada salah satu yang baik, masih enak karena ada yang mengingatkan. Selama ia tidak dimanfaatkan. Dan jika keduanya sama-sama jelek? Wah, jangan sampai diamuk pemilik kos!
Begitu halnya dengan persoalan moneter. Uang rasanya bukan masalah, karena bisa bayar listrik berdua, bayar indekos berdua, bahkan bayar kuota internet berdua. Berjuang sama-sama dan sama-sama berjuang.
Itu serunya ngekos berdua, belum dukanya. Dan mungkin dukanya lebih parah. Terang saja, rambut sama hitam belum tentu hatinya satu warna. Pasti ada variasi-variasi unik yang menaunginya.
Tentang pertemanan misalnya. Belum tentu teman-teman A disukai oleh B, begitu pula sebaliknya. Jika teman-teman A keseringan bertamu, bisa jadi B tambah bosan, suntuk, dan terusik.
Entah ia mau buat tugas dan butuh fokus. Entah itu tentang piring kotor dan gula yang habis. Entah pula tentang laptop yang selalu dipakai untuk main game bola bersama, rasanya jika hampir setiap hari akan sangat mengganggu.
Jika kisahnya sudah seperti ini, sebaiknya jangan buru-buru untuk pindah. Perlu sesekali berbicara berdua baik secara terang-terangan atau sekadar sindiran. Toh kejadian seperti itu akan semakin menguatkan hubungan kekeluargaan dan persaudaraan dari kedua belah pihak. Kasarnya, lihat juga kesenangan orang lain, karena kita berdua. Aku pun butuh ruang! Hihihi
Bagaimana Jika Bertiga?
Indekos bertiga, pasti lebih ramai dan lebih seru. Candaan lebih hidup jika ada salah satu saja teman yang humoris. Pekerjaan juga akan lebih cepat jika ketiganya saling memberi punggung. Dan, motivasi pun akan lebih baik karena salah satu dari mereka ada yang menguatkan.
Entah itu tentang tamat kuliah bareng, tentang tugas yang harus selesai tepat waktu, tentang iuran beli sayuran, ataupun tentang kekompakan untuk menunda bayar uang indekos. Hohoho
Dari segi keuangan, indekos bertiga pasti aman. Walaupun pemilik kos sesekali ingin menaikkan tarif, tetap saja bertiga lebih irit. Apalagi jika salah satunya adalah orang berada. Pasti sering jajan dan makan enak. Huhuhu, modusnya kelihatan!
Dalam kehidupan sehari-hari topik pembicaraan tidak akan pernah habis. Jika habis tentang kerja, pindah tentang keluarga di dusun. Jika habis tentang sekolah dan kuliah, pindah ke mantan dan gebetan. Dan jika sudah habis tentang isi kos, mulailah mengusik kehidupan tetangga.
Kadang, kisah tentang pembully-an teman satu kos lebih seru dari segalanya. Bukan tentang fisik melainkan tentang hal-hal unik yang merekat padanya. Entah itu soal muka yang terlalu imut, soal jerawat, kegemukan, gaya bicara, hingga keseriusan dalam mengerjakan sesuatu pun diusiknya. Maklum saja, topik pembicaraan telah habis.
Walaupun indekos bertiga lebih ramai, ternyata kondisi tidak enaknya banyak juga, bahkan lebih menyakitkan daripada ngekos sendiri dan berdua.
Mulai dari teman yang makan sayur lebih banyak, teman yang selalu tidur, teman yang tidak mau sekalipun cuci piring, hingga teman yang selalu minta sabun mandi dan sabun cuci pun ada. Belum selesai di sana, ada pula kekisruhan antar sesama teman indekos.
Misalnya tentang dua teman kos yang lebih akrab daripada yang satu. Entah itu tentang kesamaan visi misi hidup, atau tentang tidak cocok dengan yang satu, tetap saja sangat mengganggu. Kedepannya, akan banyak isu-isu negatif dan kecemburuan yang melanda. Padahal belum tentu itu negatif. Cuma, karena ada stigma yang berangkat dari teman pilih-pilih tadi.
Tapi, jika seisi kos bisa profesional sebenarnya kejadian-kejadian ini malah meningkatkan keakraban antar sesama. Pengertian antara teman yang satu dan teman yang lain akan menghadirkan pilihan-pilihan sikap yang pas dalam bertindak.
Kita akan tahu sisi-sisi sensitif yang sejatinya jika disentuh maka teman akan marah. Dan sebaliknya, kita juga akan tahu sisi-sisi positif dari teman yang bisa kita tiru.
Akhirnya, baik itu indekos sendiri, berdua, atau bertiga tetap saja ada kelebihan dan kekurangannya. Terpenting, walau indekos dengan siapapun dan di manapun, jangan sampai menghambat tujuan utama kita.
Malah lebih bijak jika dengan ngekos kita bisa lebih rajin kerja, lebih rajin sekolah, lebih rajin kuliah, lebih rajin cari uang, dan lebih mandiri dalam hidup.
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI