Belum selesai di sana, mereka yang ngekos sendiri akan semakin tidak betah jika banyak yang bertamu ke kos. Mungkin saat bertamunya seru, ramai, dan mengasyikkan. Tapi, jika tamu sudah pulang, mulailah kemalasan itu datang.
Melihat  gayung kamar mandi centang-perenang, belum lagi dengan piring kotor, debu yang menumpuk, selimut yang belum terlipat, dinding yang mulai timbul bercak-bercak, sandal yang putus, shampo habis, handuk bau keringat. Ahh, sudahlah. Sakit kepala pikirnya! Huhuhu
Walaupun tampaknya sesakit itu, kadang-kadang adapula malaikat yang datang ke kos. Ya, teman kos yang rajin. Karena sudah numpang nginap semalam, ia tidak enak hati jika tidak berbuat apa-apa.
Mulailah lantai dibersihkannya, selimut dilipatnya, piring dicucinya, bahkan dibelikan jajan dan sarapan di pagi harinya. Nikmat betul.
Kalau Berdua?
Tidak betah sendiri? Indekos berdua lebih baik. Upps, laki-laki sama laki-laki dan perempuan sama perempuan, tak boleh dicampur. Apalagi jika sudah kenal sebelumnya, tentu lebih terbuka dan ramai di kos. Ada tempat berkeluh, ada tempat minta bantuan dan pinjam uang, dan ada jadwal cuci piring.
Jikapun belum kenal, seiring berputarnya arah jarum jam keduanya akan saling mengenal. Perlahan akan tampak sisi baik dan buruknya, sisi bobok manis dan dengkurnya, serta sisi melamun dan mengupilnya. Hahaha
Jika keduanya sama-sama baik sungguh enak. Pasti keduanya akan saling berjuang dalam kebaikan. Jika ada salah satu yang baik, masih enak karena ada yang mengingatkan. Selama ia tidak dimanfaatkan. Dan jika keduanya sama-sama jelek? Wah, jangan sampai diamuk pemilik kos!
Begitu halnya dengan persoalan moneter. Uang rasanya bukan masalah, karena bisa bayar listrik berdua, bayar indekos berdua, bahkan bayar kuota internet berdua. Berjuang sama-sama dan sama-sama berjuang.
Itu serunya ngekos berdua, belum dukanya. Dan mungkin dukanya lebih parah. Terang saja, rambut sama hitam belum tentu hatinya satu warna. Pasti ada variasi-variasi unik yang menaunginya.
Tentang pertemanan misalnya. Belum tentu teman-teman A disukai oleh B, begitu pula sebaliknya. Jika teman-teman A keseringan bertamu, bisa jadi B tambah bosan, suntuk, dan terusik.
Entah ia mau buat tugas dan butuh fokus. Entah itu tentang piring kotor dan gula yang habis. Entah pula tentang laptop yang selalu dipakai untuk main game bola bersama, rasanya jika hampir setiap hari akan sangat mengganggu.