Pemerintah sudah menyediakan berbagai tunjangan, seperti TPG dan tunjangan daerah terpencil, sebagai bentuk apresiasi dan insentif agar guru mau mengabdi di lokasi sulit. Namun, ketika tunjangan ini diterima tanpa diimbangi dengan kehadiran dan kinerja yang memadai, hal itu menciptakan ketidakadilan.Â
Guru mendapatkan haknya, tapi tidak memenuhi kewajibannya. Sikap ini menunjukkan minimnya integritas, di mana kejujuran dan tanggung jawab tidak menjadi prioritas utama.
Fenomena ini juga mencerminkan adanya kelemahan dalam sistem pengawasan. Mungkin pengawasan dari dinas pendidikan setempat atau kepala sekolah kurang efektif, sehingga guru merasa leluasa untuk tidak hadir.Â
Selain itu, kondisi infrastruktur yang sulit, seperti akses jalan yang buruk dan sinyal komunikasi yang minim, sering kali menjadi alasan bagi guru untuk tidak turun ke lokasi. Namun, hal ini tidak bisa menjadi pembenaran mutlak jika tujuannya adalah untuk menghindari tanggung jawab.
Jika praktik ini terus berlanjut, dampaknya akan sangat merusak. Masyarakat setempat bisa kehilangan kepercayaan pada institusi pendidikan dan pemerintah. Profesi guru yang seharusnya mulia dan menjadi panutan bisa tercoreng. Akhirnya, anak-anak di daerah 3T akan terus tertinggal dalam hal pendidikan, yang bisa memperlebar jurang kesenjangan sosial dan ekonomi.
Dalam rangka menemukan solusinya, maka penting untuk memahami bahwa masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan menyalahkan guru. Dibutuhkan pendekatan yang lebih holistik.
- Penguatan sistem pengawasan yang melibatkan masyarakat lokal.
- Pemberian insentif yang lebih terstruktur dan dikaitkan langsung dengan kehadiran dan kinerja.
- Peningkatan infrastruktur agar akses ke sekolah menjadi lebih mudah.
- Pemberdayaan kepala sekolah dan komunitas agar bisa lebih proaktif dalam mengawasi kehadiran guru.
Dengan kolaborasi dari berbagai pihak, diharapkan integritas guru di daerah 3T bisa ditingkatkan dan hak-hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak bisa terpenuhi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI