Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dingin dalam Kegelapan

23 Agustus 2025   22:30 Diperbarui: 23 Agustus 2025   22:30 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: pxhere.com)

Dalam kelam, hening mencekam
Sang angin berbisik perlahan
Mengikis sisa hangat yang ada
Hati membeku tanpa suara

Di antara bayang yang menari
Lilin kecil habis terbakar
Cahaya redup tak lagi berpijar
Tinggalkan ruang dalam gulita

Dingin menusuk, membekukan raga
Tak ada peluk, tak ada kata
Hanya sepi yang kini menemani
Dalam kegelapan yang abadi

Rindu menjelma butiran salju
Jatuh perlahan, hancur membiru
Dingin dalam kegelapan dan gulita
Menjadi saksi sunyi yang merana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun