Ketersediaan tim pengawas. Apakah ada tim khusus yang bertanggung jawab untuk mengawasi seluruh aspek keamanan pangan dalam program ini?
Prosedur pelaporan yang rinci, jelas dan transparan. Apakah ada prosedur yang jelas untuk melaporkan potensi masalah keamanan pangan atau kasus keracunan makanan?
Tindak lanjut laporan. Bagaimana mekanisme tindak lanjut jika ada laporan mengenai masalah keamanan pangan? Apakah ada tindakan korektif dan preventif yang diterapkan?
6. Keterlibatan Pihak Terkait
Kemitraan dengan ahli gizi dan keamanan pangan. Apakah program ini melibatkan ahli gizi dan ahli keamanan pangan dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi?
Kerja sama dengan dinas kesehatan. Apakah ada koordinasi dan kerja sama dengan dinas kesehatan setempat untuk pengawasan dan penanganan potensi masalah kesehatan?
7. Metode Evaluasi yang Dapat Digunakan
Melakukan inspeksi mendadak atau terjadwal ke dapur, tempat penyimpanan, dan lokasi distribusi. Mengambil sampel bahan baku dan makanan matang untuk diuji di laboratorium. Mengumpulkan informasi dari pengelola program, pengolah makanan, dan penerima manfaat mengenai praktik keamanan pangan lewat survei dan wawancara.Â
Menganalisis data terkait pengadaan bahan baku, proses pengolahan, distribusi, dan laporan kejadian (jika ada). Melakukan audit keamanan pangan secara komprehensif oleh pihak independen.
Dengan melakukan evaluasi secara berkala dan menyeluruh terhadap aspek-aspek di atas, risiko keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis dapat diminimalkan. Hasil evaluasi ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan meningkatkan kualitas serta keamanan program secara keseluruhan.
Penting untuk diingat bahwa keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama dan memerlukan komitmen dari semua pihak yang terlibat dalam program ini.