Dari sesi pagi saja, siswa banyak yang tertangkap kamera tertidur, berjoget, bermain, dll. Nah terkait hal ini, maka tentunya perlu ada keseriusan dari sekolah dan guru pendamping untuk memaksimalkan setiap sesi di kelas. Tanpa kehadiran guru pendamping yakni dari guru mata pelajaran, maka siswa sebenarnya banyak yang tak serius mengikuti tiap sesi.
Kelima, banyak media belajar berupa smart TV dan perangkatnya tak bekerja maksimal di kelas. Seperti TV yang rusak dan tidak ada jaringan internet. Guru dan siswa justru banyak yang menggunakan fasilitas pribadi berupa layanan hotspot agar bisa mengikuti sesi dengan baik.
Keenam, setiap sesi sebaiknya mengikuti kondisi sekolah. Artinya, jangan ada sesi yang justru bertubrukan dengan jadwal istirahat siswa di sekolah. Kondisi ini membuat layanan bimbingan tidak maksimal karena tidak ada siswa yang menyimak.
Sejauh ini pelaksanaan smart school di SMAN 5 Tana Toraja berjalan dengan baik. Delapan kelas pada jenjang kelas XII bisa menyimak bimbingan lewat sembilan smart TV yang telah terpasang di kelas dan satu TV lainnya di aula sekolah.
Selalu ada kendala teknis dan non teknis setiap harinya, tetapi komitmen untuk menyukseskan program andalan pemprov Sulawesi Selatan ini tetap dijalankan semaksimal mungkin dengan harapan ada peningkatan jumlah lulusan dari SMAN 5 Tana Toraja yang bisa lulus di perguruan tinggi negeri tahun 2025 lewat SNBT.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI