Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Catatan Penting Pelaksanaan Program Smart School di Sulawesi Selatan

10 Februari 2025   13:26 Diperbarui: 11 Februari 2025   07:56 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monitor studio Smart School di Disdik Sulawesi Selatan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Program andalan pemerintah provinsi Sulawesi Selatan di bidang pendidikan yakni smart school telah merampungkan dua minggu pelaksanaannya. Program ini diyakini telah memiliki dampak dalam mendorong kuantitas jumlah lulusan siswa SMA negeri se-Sulawesi Selatan yang bisa lulus pada SNBT perguruan tinggi negeri, khususnya dalam 2 tahun terakhir. Tenaga pengajar pun berasal dari guru-guru hebat dan beberapa lembaga bimbingan belajar kenamaan di sekitar kota Makassar. 

Setiap sesi yang berlangsung dari hari Senin-Jumat selalu dihadiri di atas 400-an partisipan. Para peserta live adalah kelas dan siswa dari seluruh SMA negeri yang terjangkau internet di Provinsi Sulawesi Selatan.

Sekolah-sekolah tersebut patuh dan disiplin mengikuti 3-4 sesi belajar setiap hari. Kehadiran kembali smart school pada tahun ketiganya ini tentunya menyambungkan ketimpangan kualitas layanan pembelajaran. Siswa di daerah sudah bisa menyimak materi skolastik dengan metode beragam dari para tenaga pengajar atau mentor.

Melihat warna-warni pembelajaran setiap sesi, evaluasi sudah bisa diambil. Saya selaku guru yang pernah terlibat sebagai tenaga pengajar di studio smart school dan sekaligus sebagai guru pendamping di sekolah memberikan beberapa catatan yang bisa menjadi evaluasi peningkatan kualitas layanan ke depan.

Pertama, yang paling mencolok adalah seringnya terjadi gangguan teknis pada sesi pertama setiap pagi. Gangguan ini berupa buruknya kualitas jaringan. Seringkali sesi pertama harus tertunda. Saya kira kondisi ini perlu disikapi dan dicarikan solusi smart sesegera mungkin agar para siswa dan guru pendamping tidak terlalu lama menunggu sesi live. 

Oleh karena adanya gangguan teknis ini, turut mempengaruhi kualitas bimbingan itu sendiri sampai ke sekolah-sekolah. Apalagi, sebagian besar guru mata pelajaran telah mengorbankan waktu mengajarnya untuk menyesuaikan dengan jadwal smart school.

Kedua, tulisan yang tampil di layar cenderung masih kecil sehingga membuat siswa sulit mengikuti konten bimbingan dengan maksimal. Dalam pada itu, animo siswa pun terganggu dan cederung ikut sesi live seadanya.

Live smart school lewat Zoom pada salah satu kelas di SMAN 5 Tana Toraja.
Live smart school lewat Zoom pada salah satu kelas di SMAN 5 Tana Toraja.

Ketiga, berdasarkan tampilan data pada nama-nama peserta live, banyak yang menggunakan nama unik dan cenderung bercanda. Beruntunglah, pihak teknisi dan admin smart school dengan senang hati memberikan himbauan agar setiap sekolah menuliskan kelas dan nama sekolahnya. Hanya saja, tetap saja banyak siswa yang bergabung secara personal menampilkan data yang justru mengganggu konsentrasi sesama peserta lain.

Keempat, banyak peserta live yang cenderung main-main saja. Artinya, mereka ikut semata sebagai formalitas. Barangkali supaya pihak pimpinan sekolah tidak mendapat teguran dari pengambil kebijakan di atasnya.

Dari sesi pagi saja, siswa banyak yang tertangkap kamera tertidur, berjoget, bermain, dll. Nah terkait hal ini, maka tentunya perlu ada keseriusan dari sekolah dan guru pendamping untuk memaksimalkan setiap sesi di kelas. Tanpa kehadiran guru pendamping yakni dari guru mata pelajaran, maka siswa sebenarnya banyak yang tak serius mengikuti tiap sesi.

Kelima, banyak media belajar berupa smart TV dan perangkatnya tak bekerja maksimal di kelas. Seperti TV yang rusak dan tidak ada jaringan internet. Guru dan siswa justru banyak yang menggunakan fasilitas pribadi berupa layanan hotspot agar bisa mengikuti sesi dengan baik.

Keenam, setiap sesi sebaiknya mengikuti kondisi sekolah. Artinya, jangan ada sesi yang justru bertubrukan dengan jadwal istirahat siswa di sekolah. Kondisi ini membuat layanan bimbingan tidak maksimal karena tidak ada siswa yang menyimak.

Sejauh ini pelaksanaan smart school di SMAN 5 Tana Toraja berjalan dengan baik. Delapan kelas pada jenjang kelas XII bisa menyimak bimbingan lewat sembilan smart TV yang telah terpasang di kelas dan satu TV lainnya di aula sekolah.

Selalu ada kendala teknis dan non teknis setiap harinya, tetapi komitmen untuk menyukseskan program andalan pemprov Sulawesi Selatan ini tetap dijalankan semaksimal mungkin dengan harapan ada peningkatan jumlah lulusan dari SMAN 5 Tana Toraja yang bisa lulus di perguruan tinggi negeri tahun 2025 lewat SNBT.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun