Jika "Yang Fana adalah waktu" , mengingatkan pada sosok
Sapardi Djoko Damono, itu suatu kepastian.
Karena dari sana waktu dan fana dikenal.
waktu membuka tabir untuk manusia bersua di dalamnya.
Memang, yang fana itu waktu.
waktu tentang kisah manusia,
manusia yang meratapi nasibnya dari setiap putaran musim.
Dia membawa mereka melewati siklus kehidupan
dimana semua berawal, merajuk dan menepi untuk hening
dalam keabadian.
Semua telah usai dalam ukiran waktu
semua hanya memori tentang kenangan
pada waktu yang dapat dikatakan
namun tak dapat dikembalikan.
Mereka adalah manusia yang jatuh sebelum waktunya,Â
seperti bunga dipetik paksa dari tangkai.
Di sanalah jiwa mereka direnggut dari badan.
ya, semua adalah waktu dan fana
ada dalam ruang dan pergi dalam kehampaan yaitu fana
yang berjejak Pahlawan.