Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Israel-Hamas, Indonesia Tak Mampu Berperan tapi Baperan

22 Mei 2021   10:35 Diperbarui: 22 Mei 2021   11:31 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas | Para pimpinan negara penggagas Gerakan Non-Blok dalam Konferensi Belgrade (1961), dari kiri ke kanan: PM India Jawaharlal Nehru, PM sekaligus Preiden Ghana Kwame Nkrumah, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.(Dok. Non-Aligned Movement)

Hari Ini di Gaza | Ketika itu, sekian Dasawarsa yang telah berlalu,

PM India, Jawaharlal Nehru
Preiden Ghana, Kwame Nkrumah
Presiden Mesir, Gamal Abdel Nasser
Presiden Indonesia, Soekarno
Presiden Yugoslavia, Josip Broz Tito

berkumpul bersama dan sama-sama bersatu.

Mereka lakukan itu, karena muak dan gerah terhadap Dunia yang terskisma ekstrim (secara politik, sosial, ekonomi, pertahanan) ke Uni Sovyet serta Amerika Serikat. Keterpihakan tersebut, juga menyimpan detente dan bara berasap di balik air negeri masing-masing kelompok.

Detente dan bara tersebut, sewaktu-waktu bisa meledak serta membara membakar Bumi beserta isinya.

Adalah Jawaharlal Nehru, Kwame Nkrumah, Gamal Abdel Nasser, Soekarno, Josip Broz Tito, orang-orang terkenal dan berpengaruh pada masa itu, memiliki wawasan yang sama; wawasan kebangsaan dan perdamaian semesta dalam One World yang tak terpisah-pisah.

Mereka, tokoh-tokoh itu, inginkan planet Bumi Damai tanpa block, kubu, perang, keterpurukan, keterpihakan yang saling benci dan penuh kebencian. Mereka bertemu, dan menghasilkan 'Blok Negara-negara Non Blok.'

Gaung pun bersambut. Sejumlah negara di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan ikut bergabung di blok itu.

NNB pun menjadi kekuatan politik penyimbang; serta cukup lama berlangsung. Sayangnya, setelah Jawaharlal Nehru, Kwame Nkrumah, Gamal Abdel Nasser, Soekarno, Josip Broz Tito tiada kekuatan dan pengaruh NBB pun redup. Semuanya, kini, menjadi kenangan serta sejarah, nyaris terlupakan.

Negara-negara asal penggagas NNB pun juga nyaris tak berperan pada aksi-aksi Internasional untuk perdamaian Dunia. Jika ada, tapi tak didengar oleh Negara-negara atau bangsa-bangsa yang bertikai (termasuk perang).

Malah, sejumlah negara yang masih menyebut diri NNB, justru tak sedikit yang berpihak atau terlibat dalam keterpihakan ekstrim (pada kelompok-kelompok, etnis, bangsa yang berseteru). Termasuk Indonesia.

Lihat saja. Heboh yang terjadi antara Hamas dan Israel; dijadikan sebagai perseteruan Israel-Palestina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun