Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kegamangan dan Potret Kemiskinan Masyarakat Parangtritis dalam Film "SITI"

30 Juni 2021   10:47 Diperbarui: 30 Juni 2021   11:04 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source image: wikipedia.org

[Spoiler rate: 30-40%]

Sejak Siti (Sekar Sari) memutuskan untuk bekerja di tempat karaoke, suaminya -Bagus (Ibnu Widodo) melakukan aksi tutup mulut. Dia kesal dan marah, namun tak mampu berbuat banyak sebab akibat kecelakaan di laut, dia kini lumpuh dan hidupnya bergantung penuh pada istri dan ibunya.

Tak hanya itu, Bagus juga meninggalkan utang yang banyak. Tentu saja, yang diuber-uber untuk membaya utang adalah Siti, bukan dia. Sehingga, dia berada di persimpangan. Dia kesal Siti terpaksa bekerja di tempat karaoke, namun di sisi lain, dia tak mampu berbuat banyak.

"Kamu nggak mau cari kerja di tempat lain?" tanya ibu mertuanya.

"Mumpung Bagas (Bintang Timur Widodo) sudah bisa ditinggal," ujarnya lagi sambil menyebutkan nama anak semata wayang Siti dan Bagus.

Ya, sebetulnya Siti pun ada keinginan untuk bekerja di tempat lain. Namun, sulit bagi dia yang SMA saja tidak lulus. Apalagi, kalau mau jadi TKW seperti teman satu kampung, perlu modal lagi.

Siti dan Bagus. Source image: https://chakraswara.com/
Siti dan Bagus. Source image: https://chakraswara.com/
Makanya, dia terpaksa memilih bekerja di tempat karaoke. Sebab, berjualan peyek di sekitaran pantai Parantritis di siang hari tidak mencukupi kebutuhan dia, terlebih untuk membayar utang suaminya.

Bekerja di tempat karaoke ya tentu saja nggak sekadar menyanyi. Dia harus siap menemani tamu untuk minum, merokok dan berjoget bersama.

Dan juga, dia harus siap menerima cinta dari lelaki lain: Gatot (Haydar Salishz), seorang polisi tampan yang gencar mendekatinya walaupun dia tahu Siti memiliki seorang suami.

Siti gamang, dua sahabatnya Wati (Chelsy Bettido) dan Sri (Delia Nuswantoro) selalu semangat mengomporinya untuk menerima cinta Gatot. Lantas, bagaimana dengan Bagus, Bagas dan simbok -ibu mertuanya?

* * *

Untuk ukuran film, Siti diproduksi dengan budget yang rendah, yakni "hanya"150 juta. Namun, film ini rupanya mampu berjaya di berbagai festival. Misalnya saja Singapore International Film Festival, Shanghai International Film Festival, Warsaw Five Flavours Film Festival, oronto Reel Asian International Film Festival dan bahkan film ini juga meraih penghargaan Film Terbaik di ajang Festival Film Indonesia tahun 2015.

Semua adegan di film ini dibuat hitam putih. Terasa pas dengan filmnya yang juga menggambarkan hitam putih kehidupan yang dialami Siti. Kemiskinan yang membelenggu, kegamangan batinnya untuk tetap setia kepada Bagus atau berpaling ke Gatot, penonton diajak untuk tidak dengan mudah menjustifikasi setiap jalan hidup yang ia lakoni.

Akting pemainnya luar biasa bagus-bagus banget. Bahkan, Bintang Timur Widodo yang berperan sebagai Bagas pun, mampu bermain apik walaupun di beberapa adegan ekspresinya kadang suka canggung dan kurang lepas. Namun, untuk pemain dewasanya, terutama pemain inti sungguh gemilang.

Sungguh sebuah tontonan yang dalam dan berkesan.

Skor 9/10

Dok. Kompal
Dok. Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun