Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Enam Istilah di Dunia Pendidikan yang Berubah dalam Kurikulum Merdeka Belajar

1 Agustus 2022   10:43 Diperbarui: 1 Agustus 2022   14:45 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi KBM dalam Kurikulum Merdeka Belajar. WartaGuru.id

Sebuah kurikulum baru, tentu mempunyai konsep yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Meski tujuan akhir dari setiap kurikulum sama yaitu mencerdaskan anak-anak didik.

Kita tahu bersama tahun pelajaran 2022/2023 merupakan tahun awal penerapan Kurikulum Merdeka.

Para guru akan dibuat pusing tujuh keliling dengan berbagai administrasi kurikulum yang jelas-jelas ikut berubah.

Semuanya harus dimulai dari nol dan itu bukanlah pekerjaan mudah. Guru seolah-olah dikejar oleh waktu yang memang selalu kurang antara mengajar dan atau menyusun administrasi pembelajaran dengan peserta didik.

Tetapi Bapak Ibu guru sudah dingatkan oleh Kemendikbud untuk tidak perlu pusing sebab Kurikulum Merdeka lebih sederhana sehingga memudahkan guru dalam mengajar.

Untuk sementara perangkat bahan ajar pun sudah disiapkan pemerintah melalui platform resmi Kemendikbud, yaitu platform Merdeka Mengajar.

Walapun demikian ada enam istilah yang berubah di dalam Kurikulum Merdeka yang wajib diketahui oleh para guru.

Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 13

Ada enam istilah yang berubah di dalam kurikulum merdeka, tetapi pertama-tama secara garis besar kita melihat perbedaan mendasar Kurikulum Merdeka dengan K13.

Hal pertama yang kita aminkan adalah Kurikulum Merdeka jelas berbeda dengan K13 karena mengusung spirit dan semangat yang berbeda.

Hal kedua, perbedaan itu ada pada konsep di mana Kurikulum Merdeka lebih sederhana karena penekannnya adalah pada pembelajaran yang merdeka baik untuk guru maupun peserta didik.

Namun konsep merdeka belajar ini tidak dimaksudkan bahwa guru bebas untuk mengajar atau tidak. Begitu pula tidak dimaksudkan bahwa siswa bebas mau belajar atau tidak.

Merdeka belajar lebih memberikan kebebasan kepada guru untuk mengajar tanpa tekanan dalam menghadapi tantangan-tantangan yang berasal baik dari orang tua peserta didik dan pemerintah.

Di dalam merdeka belajar ada juga merdeka mengajar yang berarti guru dapat mengatur dirinya sendiri sehingga bisa terbebas dari kelelahan emosional akibat tekanan-tekanan eksternal dan internal yang dialami.

Demikian pula bagi peserta didik, konsep merdeka belajar dimaksudkan agar peserta didik bebas dalam belajar sesuai dengan bakat dan minatnya. Bebas dalam belajar tidak berarti bebas juga untuk tidak belajar atau belajar semau gue, tetapi belajar yang memerdekan karena belajar sesuai dengan bakat dan minatnya.

Nah, sekarang kita masuk pada istilah-istilah baru dalam Kurikulum Merdeka yang sebenarnya mirip dengan K13 tetapi digunakan dengan penamaan yang berbeda.

Istilah pertama adalah Promes diganti prosem (program semester). Keduanya sebenarnya sama saja, hanya beda singkatanya. Prosem berisi program pengajaran yang harus dicapai selama satu semester.

Dalam periode tersebut, diharapkan peserta didik mampu menguasai pengetahuan dan ketrampilan serta mampu bersikap secara baik dalam satu kesatuan yang utuh.

Kedua, istilah Silabus dihilangkan dan diganti ATP (Alur Tujuan Pembelajaran). Alur tujuan pembelajaran ini disusun secara logis dan sistematis menurut urutan pembelajaran hingga akhir dari suatu fase pembelajaran.  

ATP bisa disusun sendiri oleh sekolah sebagai bagian Kukrikulum Operasional Sekolah (KOS). Akan tetapi bila sekolah belum menyusunnya, pemerintah telah menyiapkannya.

Ketiga, istilah KI (Kompetensi Inti) diganti dengan CP ( capaian pembelajaran). CP merupakan kompetensi atau karakter yang yang ingin dicapai setelah melakukan pembelajaran dalam kurun waktu tertantu.

Keempat, istilah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) hilang dan diganti dengan istilah Modul ajar.

Istilahnya boleh beda tetapi cara penyusunan Modul Ajar pada dasarnya sama seperti RPP.

Bapak Ibu guru dijamin tidak akan kesulitan dalam menyusun modul ajar karena cara membuatnya mirip dengan cara membuat RPP.

Modul Ajar ini merupakan perencanaan secara lengkap yang disusun berdasarkan topik di dalam lingkungan kelas.

Kelima, KD (Kompetensi Dasar) diganti TP (tujuan pembelajaran). Dalam K13, KD merupakan prasyarat dasar yang harus dimiliki atau dicapai siswa setelah pembelajaran atau selesai sebuah topik pembelajaran.

Sementara itu, TP merupakan penjabaran kompetensi yang dicapai oleh peserta didik dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran.

Keenam, KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) diganti KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran).

Karena dalam Kurikulum Merdeka istilah KKM dipastikan hilang dan diganti dengan KKTP, maka beberapa istilah dalam hubungan dengan penilaian pun ikut berubah.

Misalnya, IPK (Indeks Prestasi Komulatif) diganti IKTP (Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran); PH (Penilaian Harian) diganti Sumatif; PTS (Penilaian Tengah Semester) diganti STS (Sumatif Tengah Semester); PAS (Penilaian Akhir Semester) diganti SAS (Sumatif Akhir Semester); Indikator soal diganti dengan indikator asesmen; Penilaian teman sejawat diganti Formatif.

Itulah enam istilah yang berubah di dalam Kurikulum Merdeka plus beberapa istilah dalam hubungan dengan penilaian atau assesment yang berbeda dari K13.

Selain istilah-istilah yang berubah, Kurikulum merdeka pun mempunyai karakteristik yang berbeda dari K13.

Dalam Kurikulum Merdeka pembelajaran yang ditekankan adalah berbasis soft skills di mana karakter siswa disesuaikan dengan profil siswa Pancasila.

Kurikulum Merdeka memfokuskan diri pada materi-materi yang bersifat esensial saja. Karena itu, banyak waktu akan digunakan para peserta didik untuk memperdalam numerasi dan literasi.

Di dalam Kurikulum Merdeka, guru diberikan kebebasan untuk menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran dengan kemampuan peserta didik sesuai dengan konteks dan muatan lokal.

Di samping itu, untuk jenjang SD mata pelajaran IPA dan IPS yang sebelumnya dalam K13 terpisah, digabungkan menjadi satu dengan nama IPAS.

Sementara itu, untuk jenjang SMP mata pelajaran informatika yang sebelum merupakan pilihan berubah menjadi mata pelajaran wajib.

Untuk tingkat SMA, K13 mewajibkan peserta didik memilih jurusan sejak di kelas X. Sementara dalam Kurikulum Merdeka, penjurusan baru akan dilakukan ketika siswa naik ke kelas XI. Itu pun dilakukan bukan saja sepihak oleh sekolah tetapi berdasarkan konsultasi antara wali kelas, guru BK, dan orang tua peserta didik.

Itulah beberapa istilah yang berubah di dalam Kurikulum Merdeka. 

Intinya adalah Kurikulum Merdeka belajar lebih sederhana tapi padat berisi sebab fokusnya pada materi-materi esensial sehingga waktu lebih banyak diaplikasikan untuk mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun