Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ternyata Ancaman Sampah Plastik Lebih Mengerikan daripada Perang Dunia Ke-3

18 Februari 2022   18:49 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:15 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah plastik. Sumber: unsplash.com

Kita semua tentu tahu apa bahaya dari sampah plastik yang kian menjadi ancaman bagi keberlangsungan manusia dan semua makhluk hidup di planet ini.Ternyata sampah palstik berpotensi menjadi ancaman mengerikan lebih dari pada perang dunia ke-3. Iya benar. Sebab sampah plastik telah mengganggu dan mempengaruhi ekosistem bumi secara keseluruhan.

Mengabaikannya sama saja dengan membiarkan manusia dan seluruh makhluk hidup tertimpah musibah yang perlahan-lahan akan menghantarnya kepada kepunahan.

Meskipun demikian, sadar tidak sadar perilaku kita telah menyumbang bagi akumulasi sampah plastik yang merusak kestabilan ekosistem kita.

Kita harus tahu bahwa semua barang bekas atau tidak terpakai yang materialnya terbuat dari bahan kimia yang tak terbarukan dalam kehidupan sehari merupakan sampah plastik.

Bahan kimia untuk membuat plastik berasal dari minyak, gas alam, dan batu bara. Semua itu diambil dari perut bumi, kemudian diolah sedemikian rupa untuk memudahkan manusia.


Masalahnya, setelah menggunakannya, plastik-plastik itu pada akhirnya menjadi sampah yang mencemarkan bumi ini dan menjadi bahaya bagi manusia itu sendiri.

Sejak 1950, produksi plastik mencapai 8,3 miliar ton. Dari jumlah itu, 60 % plastik berakhir di tempat pembuangan sampah atau tercecer di lingkungan alam.

Sebuah penelitian mengingkapkan penggunaan material plastik saat ini di negara-negara Eropa Barat rata-rata 60 kg/orang/tahun.

Sementara data lain menyebutkan pada 2016 silam Amerika Serikat menyumbang sekitar 42 juta metric ton (MMT) sampah plastik. Jumlah itu mengungkapkan kepada kita bahwa rata-rata setiap orang Amerika membuang 130 kg sampah plastik per tahun.

Inggris berada di urutan berikutnya dengan 99 kg  per orang per tahun. Korea Selatan menyumbang 88 kg per tahun.

Pada tahun 2020 India menyumbang 126,5 juta kilo sampah per tahun. Di Tiongkok sampah plastik yang dihasilkan sekitar 70,7 juta kilogram per tahunnya yang menyumbat laut secara global.

Indonesia sendiri pada tahun 2020 mengahsilkan sampah plastik 67,8 juta ton atau terdapat 185.753 ton sampah setiap harinya.

Bahkan sebuah penelitian yang diturunkan oleh Kompas mengatakan bahwa tahun 2050, sampah plastik akan bertambah berlipat-lipat kali dari sekarang.

Berbagai penelitian ini mengungkapkan sebuah kenyataan bahwa sampah plastik menjadi sesuatu yang mengerikan di saat sekarang dan di masa depan. Bahkan ancaman tidak main-main, lebih dari pada ancaman perang dunia ke-3.

Hipotesis ini bukan tanpa alasan. Ini berangkat dari kenyataan akan bahaya sampah plastik yang ada di depan mata.

Mungkin beberapa dari antara kita hanya mendefenisikan sampah plastik dengan kantung-kantung plastik belanjaan yang kita gunakan untuk menaruh barang-barang belanjaan dari pasar atau kios-kios, pun toko-tokoh pakaian.

Itu salah. Memang yang menjadi sumbangan terbesar untuk sampah plastik adalah kantung-kantung plastik belanjaan kita, namun sadar atau tidak masih banyak bahan lain yang kita gunakan, berbahan plastik. Apakah itu tidak berbahaya? Justru itu lebih berbahaya.

Ambil saja contoh, pemantik sekali pakai yang kita gunakan di rumah. Gelas-gelas plastik air kemasan beserta dengan sedotan-sedotannya.

Atau tisu basah yang kita gunakan untuk melap meja atau tangan kita yang kotor.

Barang-barang plastik sekali pakai ini akan menjadi sampah bila isinya sudah habis. Apabila tidak dikelolah dengan baik akan sangat membahayakan dan mencemarkan lingkungan di mana kita hidup.

Jadi telah terang benderang, sampah plastik adalah ancaman untuk kehidupan laut, lahan pertanian, dan juga menyebabkan kerusakan atmosfer.

Udara, tanah, dan air adalah komponen pendukung yang membuat manusia tetap eksis di bumi. Tetapi kalau semua itu rusak, maka manusia juga akan ikut rusak dan tentu saja kepunahan masal manusia perlahan-lahan akan terjadi.

Meningkatnya penggunaan barang-barang plastik sekali pakai yang tidak diimbangi dengan kemampuan untuk menangani limbahnya benar-benar membahayakan manusia.

Perang dunia ke tiga yang katanya hampir meletus tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan bahaya sampah plastik ini.  

Beberapa penelitian membuktikan bahwa pencemaran laut sebagian besar diakibatkan oleh sampah platik.

Jenna R. Jambeck dalam artikelnya  Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean tahun 2015 seperti yang dikutip oleh Tribunnews.com mengatakan, Indonesia adalah penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok dengan estimasi 0,48 -- 1,29 juta metric ton per tahun.

Dan katanya, sampah plastik yang mengakibatkan pencemaran laut umumnya berasal dari aktivitas antropogenik di darat. Ya, campur tangan atau aktivitas manusia merupakan sumber pencemaran terbesar.

Sifat alamiah manusia yang mau cari gampang dan bermental instant telah menyebabkan pencemaran itu terjadi.

Kelambanan kita untuk menyadari kehadiran sampah plastik akan mempercepat kepunahan kita sendiri.

Penelitian UC Davis dan Universitas Hasanuddin di pasar Paotore Makasar menunjukkan bahwa dari 23 % sampel ikan yang diambil ternyata memiliki kandungan plastik di dalamnya.

Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan plastik yang terus meningkat akan memberikan masalah serius saat ini dan di masa depan.

Apalagi seperti yang sudah kita ketahui, sifat plastik tidak mudah terurai.

Kita sudah harus sadar, sampah plastik membutuhkan waktu 500-1000 tahun agar bisa terurai. Di dalamnya juga ada zat beracun yang akan dilepas ke dalam tanah saat kantong plastik rusak di bawah matahari. Begitu pula kalau dibakar akan melepaskan zat beracun ke udara yang menyebabkan pencemaran udara.

Walaupun demikian kalau bisa dikelolah secara baik, sampah plastik daur ulang bisa menghasilkan Rp 16.379.472 per bulan dari produksi 48 ton sampah plastik saja.

Tindakan positif lain, untuk mengurangi dampak negatif dari sampah plastik seperti yang dikutip dari Indonesiabaik.id,  Bali misalnya secara khusus Kabupaten Badung, melakukan pengolahan sampah menjadi bahan bakar minyak (BBM).  

Selain Bali, Surabaya pun sudah menerapkan peduli sampah plastik dengan menukarkan sampah plastik dengan tiket bus Suroboyo bus.  

Hanya beberapa tindakan kecil tapi bila dilakukan bersama-sama, niscaya bahaya ini bisa kita hindari.  

Selain tindakn-tindakan kecil itu, untuk menghidari bahaya sampah plastik, saran dari greeneducation foundation perlu menjadi awasan kita bersama.

Pertama,berhentilah menggunakan sedotan platik. Pakailah sedotan logam atau sedotan yang dapat digunakan kembali.

Kedua, gunakanlah tas produk yang dapat digunakan kembali.

Ketiga, hindari permen karet karena itu terbuat dari karet sintesis

Keempat, belilah kotak, bukan botol.

Kelima, gunakan korek api sebagai ganti pemantik plastik sekali pakai.

Keenam, hindari membeli makanan beku karena kemasannya banyak dari plastik.

Ketujuh, jangan menggunakan peralatan plastik di rumah.

Kedelapan, gunakan popok kain untuk mengurangi jejak karbon pada bayi.

Kesembilan, gunakan pisau cukur dengan mata pisau yang bisa diganti, bukan pisau cukur sekali pakai.

Kesepuluh, berhenti menggunakan tisu basah karena mengandung resin plastik yang sangat sulit larut dalam air. Ganti tisu basah dengan lap basah.

Sebagai catatan penutup, fakta menunjukkan bahwa masyarakat modern terus saja menggunakan plastik. Plastik sudah memberikan banyak manfaat bagi mereka.

Plastik merupakan cara aman dan nyaman untuk menyimpan dan membawa makanan dan barang-barang lain. Selain itu bahannya ringan sehingga mudah dibawa.

Kalau berbahaya tetapi kita acuh terhadapnya dan tidak pernah menghentikan penggunaannya, sampah plastik dapat menjadi senjata biologis yang akan membunuh manusia perlahan-lahan hingga tiba pada kepunahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun