"Di Ternate baru tiga bulan sementara jualan di sini baru sebulan," jawabnya.
"Pantasan baru lihat bang. Sore jualan di mana bang," Tanyaku lagi.
"Kalau sore saya stay di pasar Gamalama," Ujarnya.
Pantas saja saya jarang melihatnya di sini. Padahal di sore hari banyak pedagang sejenis sekira lima orang di sini dan selalu diserbu warga.
"Kenapa tidak jualan sore di sini bang? sore hari sangat ramai. " Saya kan baru bang, jadi takut ambil tempat pedagang lain. Saya jualan keliling. Dan sore stay di pasar karena sudah ada pelanggan setia. Dan kalau pagi baru di sini karena menggantikan tempat kakak saya " jelasnya panjang.Â
"Oh gitu. Terus pendapatan sehari berapa bang," Tanyaku penasaran.
Ia pun menjelaskan bahwa saat ramai pendapatan yang diraup sekira 600 ribu rupiah dan saat dagangan sepi sekira 200-300 ribu rupiah. Secara hitungan dagangan yang dibawanya tergantung lokasi dagangan.Â
Jika di lokasi pantai ini, dagangan yang laku ialah pentolan sementara di Pasar Gamalama lebih laku tahu berisi pentolan.
Setiap hari ia membawa 300 atau 400 tahu, 400 pentolan dan 100 telur gulung. Semua dagangan dijual seharga RO. 10.000.
Penjelasannya itu seketika membuat saya berkesimpulan sepihak, dan menggangap penghasilan tersebut bersih.Â
"Terus input produksi berapa," Tanyaku.