Keuntungan yang di peroleh tidak menentu. Ia mengungkapkan jika ramai maka 25 kilo dapat terjual dalam waltu dua hari. Namun, jika sepi kadang 3 hari atau 4 hari.Â
"Kalau ramai bisa 15 kilo. Tapi kalau tidak paling 5 kilo," Ujarnya.
Dalam semalam Pak Aleng bisa meraup penghasilan kotor 500 ribu-700 jika sedang ramai. Dengan harga ikan per ekor 35 ribu-50 ribu sesuai ukuran ikan.
Pak Ulen sendiri membuka warung dari pukul sembilan pagi hingga sebelas malam. Di masa pandemi, ia buka pada jam sepuluh dan tutup jam sembilan.Â
" Allhamdllah selama pandemi tidak terdampak. Bahkan ada juga pelanggan yang datang. Yang pasti tetap pakai protokol," Ujarnya
Pak ulen baru 3 tahun berjualan ikan Bakar. Sebelumnya ia berjualan ayam goreng. Namun karena tidak prospek ia kemudian beralih berjualan ikan bakar.
"Dulu pertama buka  Pas ada cewe yang pesan saya malu. Sampai istri bilang, bagimana sih orang pesan kok malu.," Ujarnya sambil cekikan.
Selama di Solo ia sudah tiga kali pulang ke Ternate. Tetapi secara keseluruhan ia jarang pulang. Kepulangan itu lantaran sang Ibu meninggal dan dua kali lagi berkunjung membawa keluarga.
"Kalau mau pulang lagi mau usaha apa. Jualan bakso sudah banyak. Jualan pakaian banyak yang utang. Jadi disini saja," Ujarnya.
Di Solo, selama ia tinggal di sini tak ada masalah. Biaya hidup pun sangat murah dan merupakan kota ternyaman selama ia tinggal. Baginya Solo sudah menjadi rumah baginya.