Mohon tunggu...
Nanda AP
Nanda AP Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca Musiman

Ars Longa, Vita Brevis~

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menikmati Masa Pandemi Covid-19 di Kota Apel [Bagian 4] Penutup

4 Agustus 2021   14:25 Diperbarui: 4 Agustus 2021   15:24 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Belajar adalah kegiatan yang di awali dengan membaca dan di akhiri dengan menulis", seperti itulah kata yang pernah terucap oleh Jadid Muanas seorang Founder dari Ausy Media. Untuk bisa menuliskan kata -- kata yang indah, perlu adanya membaca, dan membaca erat kaitanya dengan belajar. Para penulis yang inspiratif sudah pasti banyak belajar, belajar dari pengalaman hidup, belajar dari membaca buku dan belajar dari diskusi dengan orang lain. Dengan begitu buah pemikiran dari belajar menghasilkan ide -- ide yang inspiratif yang dapat dituangkan ke dalam dunia teks sehingga mampu menginspirasi  banyak orang.

Seorang penulis yang banyak belajar sudah pasti mempunyai wawasan yang sangat luas untuk dituangkan kedalam dunia teks sehingga tulisan yang di hasilkan tidak terkesan membosankan. Belajar juga memberikan berbagai warna di kehidupan seseorang, serta dari tulisan-tulisan yang di tuangkan dari hasil belajar terkadang mampu menghidupkan jiwa-jiwa orang yang sudah mati. Inilah alasan banyak tokoh dunia yang mampu menginspirasi banyak orang, karena pengalaman dan cerita yang dilaluinya di tuagkan dalam tulisan sehingga kita bisa mepelajari dan meneladaninya.

"Guru terbaik adalah pengalaman", begitulah bunyi petuah yang sering terdengar di tengah masyarakat, belajar dari sebuah pengalaman tak hanya memberikan sebuah teori disitu juga menambah sebuah nilai praktik yang sangat berkesan dan sebuah pengalaman yang bisa dibagi. Disamping itu dari pengalaman yang didapat juga menambah relasi dengan orang-orang baru yang memiliki  berbagai karakter  berbeda. 

Pengalaman yang diperoleh selama hidup nantinya dapat bermanfaat kelak saat tua nanti, apa bila pengalam hidup yang dilalui dulu dituangkan ke dalam dunia teks kemudian dibaca oleh banyak orang kemudian terinspirasi, maka inilah kenapa belajar mampu menghidupkan jiwa-jiwa orang yang sudah mati.

Seperti yang terucap oleh Jadid Muanas, kenapa belajar adalah kegiatan yang diakhiri dengan menulis. Apa yang penulis tulis, ini merupakan belajar dari pengalaman yang bisa saya bagikan untuk sebuah bacaan yang semoga bermanfaat.

Kira -- kira siang hari kurang lebih pukul 12.00 kami  telah sampai di tempat kopi 71Toe Dji bersamaan dengan dikumandangkanya adzan Dzuhur yang terdengar dari masjid di sekitar lokasi. Kami sampai di tempat produksi kopi 71Toe Dji yang sekaligus rumah kediaman bapak Sutekno. Beliau adalah pemilik tempat produksi kopi 71Toe Dji dan ketua kelompok tani " Tani Maju" yang berlokasi di Jalan Raya sukorejo Rt12/Rw06 Desa Srimulyo, Kec. Dampit, Malang.

Kami disambut dengan hangat oleh beliau dan keluarganya, dari depan rumahnya sudah banyak sekali terlihat biji kopi yang sedang di jemur dibawah teriknya sinar mentari. Lalu kami di persilahkan masuk ke dalam  rumahnya. 

Tampak dari depan, rumah Pak Sutekno terlihat tidak begitu besar seukuran dengan rumah yang dimiliki orang-orang biasanya. Namun setelah kami masuk pada ruangan tamu, saya sedikit kaget karena rumah yang telihat kecil memiliki ruang tamu yang cukup luas dan lebar. Terlihat banyak sekali foto- foto kunjungan dari berbagai tokoh dan piagam penghargaan yang menempel di dinding ruang tamu.

Pak Sutekno tinggal bersama keluarga kecilnya, dengan istri dan anak-anaknya dan sudah lama hidup mendalami dunia perkopian. Karena kecintaanya pada kopi, Pak Sutekno menekuni dari awal beliau masih masuk belajar tentang dunia perkopian sampai ia bisa mempunya kopi dengan brandnya sendiri dan memiliki rumah produksi kopi. beliau juga salah satu orang pemasok kopi untuk warung kopi dan cafe yang ada berada di Malang.

Kopi dan Sejarah

Dalam beberapa sumber yang saya baca kopi tak lepas dari peradaban manusia. Dimana kopi telah melekat pada kehidupan manusia dan ikut dalam membangun sejarah peradaban dunia dan indonesia. Menurut yang saya dapat dari mensin pencariaan Google nama kopi diambil dari tempat ia tumbuh berasal dari Abyssinia. Diadaptasi dari kata "Kaffa" Nama sebuah kota di daerah Shoa, di Selatan Barat Daya Abissynia. Namun ini terbantah kan karena tidak di sertai dengan bukti yang kuat, adapun di kota tersebut buah kopi disebutkan dengan nama lain yaitu "bun" tapi kata tersebut digunakan hanya untuk menyebutkan biji kopis saja bukan untuk sebuah minuman.

Disebutkan dalam artikel lain disebutkan oleh William H. Ukers dalam bukunya All about Coffe (1922) kata "kopi" mulai masuk kedalam bahasa eropa sekitar 1600-an, namun kata tersebut di adaptasi dari bahasa arab tetapi tidak secara langsung yakni melalui istilah turki "kahveh".

Namun, dalam kasus di indonesia, kemungkinan besar kata kopi merujuk pada kata bahasa arab melalui bahasa belanda "koffie". Dugaan ini sangat kuat dan logis karena belanda datang ke Indonesia dan membuka pertama kali perkebunan kopi, ini tidak bisa di pungkiri apa bila kata tersebut merujuk langsung pada bahasa arab atau turki.

Kopi hidup di peradaban indonesia mulai ada pada tahun 1696, dimana Belanda datang ke  Indonesia dengan nama VOC( Vereenigde Oostindische Compagnie) mendarat di jawa membawa kopi dari Malabar, India. Dimana kopi yang di bawa oleh Belanda pada waktu itu jenis kopi yang sedikit asam, jenis Arabika.

Belanda mencoba membudidayakan tanaman kopi tersebut di kedawung, perkebunan yang terletak di batavia namun upaya yang di lakukan oleh belanda gagal karena terkena rusak oleh gempa bumi dan banjir. Upaya kedua dilakukan pada tahun 1699 dengan mendatangkan stek pohon kopi dari malabar. Wal hasil kopi yang di hasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Kemudian belanda memperluas area budidaya kopi ke Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor dan pulau-pulau yang di indonesia.

Sampai pada tahun 1878 terjadi tragedi yang sangat membuat rugi perkebunan kopi, dimana semua tanaman kopi terutama pada dataran rendah terserang penyakit karat daun atau Hameleia Vastatrix (HV). Yang mana tanaman kopi yang terserang penyakit karat jenis kopi arabika (Coffea arabica). Kemudian belanda mendatangkan lagi jenis kopi baru yakni kopi liberika (Coffea Liberica) yang di gadang-gadang kebal terhadap penyakit. 

Namun jenis tanaman kopi ini sama saja hanya bertahan beberapa tahun saja. Sampai belanda mendatangkan jenis kopi baru yaitu jenis robusta (Coffea Canephora).Dan usaha belanda kali ini berhasil, sampai saat ini perkebunan-perkebunan kopi robusta bertahan sampai saat ini. Dan mulai saat itulah produksi dari kopi dunia berada di pulau jawa, yang lebih dikenal dalam nama cup of Java atau secangkir Jawa.

Tentang Pengolahan

Pada saat itu juga ada seorang reporter dari jakarta yang tinggal dirumahnya yang sedang meliput mengenai dunia perkopian. Namun saya lupa belum sempat bertanya namanya. Dan teryata saya kira tempat perkebunan kopi yang saya kunjungi hanya terkenal di daerah malang dan sekitarnya namun, dugaan saya salah. Ini di sangkal dengan datangnya reporter tadi yang berasal dari jakarta. Ia berkata bahwa "maksud dan tujuan saya datang ke sini tak lain untuk meliput tentang dunia perkopian yang ada di dampit" ujarnya karena rasanya yang khas menunjukan bahwa kopi dampit memiliki selera tersendiri..

Kami disana dijamu dengan hidangan makanan yang cukup banyak dan terlihat sangat lezat. Dan itu pun telah di siapkan juga minuman tak lain yaitu kopi dengan berbagai pilihan yakni kopi arabica, robusta honey dan natural. Saya sempat binggung karena di perkenankan untuk memilih kopi yang akan disajikan, karena setau saya kopi yang biasa saya buat kopi bubuk dan kopi sachet biasa, namun baru kali ini ada kopi yang memiliki varian rasa yang saya anggap beda.

Setelah selesai di jamu dengan makanan kami  melakukan sedikit perbincangan hangat dengan pak sutekno dan keluarga kira kira selama satujaman lebih hingga kami numpang untuk melaksanakan ibadah solat dzuhur. Setelahnya melaksanakan ibadah sholat dzuhur, kami di ajak berkeliling untuk melihat proses pengolahan biji kopi yang sudah di petik oleh pekerja. Disana pengolahan biji kopi ada berbagai macam.

Natural

Proses natural ini merupakan proses yang sudah lama dan yang tertua di dalam sejarah pengolahan biji kopi. Dimana kopi kopi yang sudah di panen, ini akan di jemur di bawah terik matahari dan tempat untuk menjemurnya memiliki airflow (pengaliran udara) dibagian bawah ini dimaksudkan untuk  menjaga kualitas kopi. Dalam proses ini kopi yang di kering kan masih berupa biji ceri yang masih berwarna merah, pada proses ini biji kopi terfermentasi secara natural karena kulit luar ceri terkelupas dengan sendirinya.

Catat; bahwa, pada proses natural ini biji kopi dapat memberikan variasi rasa buah-buahan pada kopi seperti strawbery, apel dan buah-buahan tropis dan biji kopi tersebut cenderung memiliki tingkat ke asaman rendah.

Washed Process

Pada umumnya proses ini bertujuan untuk menghilangkan semua kulit-kulit daging yang melekat pada biji kopi sebelum dikeringkan. Setelah itu biji kopi diseleksi dengan cara merendamnya dengan tujuan untuk menemukan biji kopi pilihan diaman yang tenggelam akan tetap di biarkan di proses sedangkan biji kopi yang terapung akan di buang karena berasumsi bahwa belum matang.

Kemudian untuk melepaskan kulit luar dan kulit dalam biji di gunakan dengan mesin khusus yang biasa di sebut mesin pengupaskopi. Buji kopi yang sudah terlepas dari kulitnya. Setelahnya biji kopi yang sudah terkelupas di masukan ke dalam sebuah bejana yang berisi air untuk pembersihan lebih lanjut dimana untuk menghilangkan lengket pada bagian luar kulit biji kopi dengan di fermentasi. Dalam proses fermentasi ini waktu yang di gunakan tidak sama karena tergantung beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya temperatur udara.

Catatan; kopi dari proses whased process ini memiliki cirikhas yang tersendiri dimana biji kopi yang di dapat lebih bersih, sedikit berasa buah dan lebih terasa ke asamanya.

Honey Process 

Proses ini banyak digunakan negara-negara amerika Tengah seperti Costa Rica dan El Salvador. Pada honey process, biji kopi akan dikupas dengan mesin kupas tertentu,dimana untuk metode ini menggunakan sedikit air. Mesin pengupas kulit daging akan menentukan seberapa tebal kulit daging yang masih tinggal di biji kopi dan akan sedikit lengket. Sederhananya, pada proses ini ada sedikit lendir seperti madu yang menempel pada biji kopi. Dari sinilah kenapa proses tersebut dinamakan honey process. Jadi bukan dari campuran madu.

Wine

Kopi wine merupakan kopi yang pengolahanya dengan cara fermentasi yang dijemur utuh dan setelah cukup waktu baru dikupas. Sebelum dijemur, kopi mengalami proses pembusukan yang dibungkus biasanya dibungkus dengan karung atau bahan lain yang tidak kedap udara. Dimana dari proses fermentasi ini aroma kopi yang di hasilkan menyerupai wine anggur, tapi untuk rasanya tidak. Kopi ini tidak mengandung alkohol seperti halnya anggur hanya saja rasa dan aroma aja yang sama.

Dalam penyimpanan biji kopi dalam proses fermentasi ini  harus di tempat khusus, karena di khawatirkan ada bau atau aroma lain yang merusak aroma dan rasa anggur dalam proses fermentasi biji kopi. Setelah difermentasi, kopi dijemur, kemudian difermentasi lagi. Begitu seterusnya sampai terasa kopi wine benar-benar matang dan proses wine ini sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun