Mohon tunggu...
Nanda AP
Nanda AP Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca Musiman

Ars Longa, Vita Brevis~

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menikmati Masa Pandemi Covid-19 di Kota Apel [Bagian 4] Penutup

4 Agustus 2021   14:25 Diperbarui: 4 Agustus 2021   15:24 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa sumber yang saya baca kopi tak lepas dari peradaban manusia. Dimana kopi telah melekat pada kehidupan manusia dan ikut dalam membangun sejarah peradaban dunia dan indonesia. Menurut yang saya dapat dari mensin pencariaan Google nama kopi diambil dari tempat ia tumbuh berasal dari Abyssinia. Diadaptasi dari kata "Kaffa" Nama sebuah kota di daerah Shoa, di Selatan Barat Daya Abissynia. Namun ini terbantah kan karena tidak di sertai dengan bukti yang kuat, adapun di kota tersebut buah kopi disebutkan dengan nama lain yaitu "bun" tapi kata tersebut digunakan hanya untuk menyebutkan biji kopis saja bukan untuk sebuah minuman.

Disebutkan dalam artikel lain disebutkan oleh William H. Ukers dalam bukunya All about Coffe (1922) kata "kopi" mulai masuk kedalam bahasa eropa sekitar 1600-an, namun kata tersebut di adaptasi dari bahasa arab tetapi tidak secara langsung yakni melalui istilah turki "kahveh".

Namun, dalam kasus di indonesia, kemungkinan besar kata kopi merujuk pada kata bahasa arab melalui bahasa belanda "koffie". Dugaan ini sangat kuat dan logis karena belanda datang ke Indonesia dan membuka pertama kali perkebunan kopi, ini tidak bisa di pungkiri apa bila kata tersebut merujuk langsung pada bahasa arab atau turki.

Kopi hidup di peradaban indonesia mulai ada pada tahun 1696, dimana Belanda datang ke  Indonesia dengan nama VOC( Vereenigde Oostindische Compagnie) mendarat di jawa membawa kopi dari Malabar, India. Dimana kopi yang di bawa oleh Belanda pada waktu itu jenis kopi yang sedikit asam, jenis Arabika.

Belanda mencoba membudidayakan tanaman kopi tersebut di kedawung, perkebunan yang terletak di batavia namun upaya yang di lakukan oleh belanda gagal karena terkena rusak oleh gempa bumi dan banjir. Upaya kedua dilakukan pada tahun 1699 dengan mendatangkan stek pohon kopi dari malabar. Wal hasil kopi yang di hasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Kemudian belanda memperluas area budidaya kopi ke Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor dan pulau-pulau yang di indonesia.

Sampai pada tahun 1878 terjadi tragedi yang sangat membuat rugi perkebunan kopi, dimana semua tanaman kopi terutama pada dataran rendah terserang penyakit karat daun atau Hameleia Vastatrix (HV). Yang mana tanaman kopi yang terserang penyakit karat jenis kopi arabika (Coffea arabica). Kemudian belanda mendatangkan lagi jenis kopi baru yakni kopi liberika (Coffea Liberica) yang di gadang-gadang kebal terhadap penyakit. 

Namun jenis tanaman kopi ini sama saja hanya bertahan beberapa tahun saja. Sampai belanda mendatangkan jenis kopi baru yaitu jenis robusta (Coffea Canephora).Dan usaha belanda kali ini berhasil, sampai saat ini perkebunan-perkebunan kopi robusta bertahan sampai saat ini. Dan mulai saat itulah produksi dari kopi dunia berada di pulau jawa, yang lebih dikenal dalam nama cup of Java atau secangkir Jawa.

Tentang Pengolahan

Pada saat itu juga ada seorang reporter dari jakarta yang tinggal dirumahnya yang sedang meliput mengenai dunia perkopian. Namun saya lupa belum sempat bertanya namanya. Dan teryata saya kira tempat perkebunan kopi yang saya kunjungi hanya terkenal di daerah malang dan sekitarnya namun, dugaan saya salah. Ini di sangkal dengan datangnya reporter tadi yang berasal dari jakarta. Ia berkata bahwa "maksud dan tujuan saya datang ke sini tak lain untuk meliput tentang dunia perkopian yang ada di dampit" ujarnya karena rasanya yang khas menunjukan bahwa kopi dampit memiliki selera tersendiri..

Kami disana dijamu dengan hidangan makanan yang cukup banyak dan terlihat sangat lezat. Dan itu pun telah di siapkan juga minuman tak lain yaitu kopi dengan berbagai pilihan yakni kopi arabica, robusta honey dan natural. Saya sempat binggung karena di perkenankan untuk memilih kopi yang akan disajikan, karena setau saya kopi yang biasa saya buat kopi bubuk dan kopi sachet biasa, namun baru kali ini ada kopi yang memiliki varian rasa yang saya anggap beda.

Setelah selesai di jamu dengan makanan kami  melakukan sedikit perbincangan hangat dengan pak sutekno dan keluarga kira kira selama satujaman lebih hingga kami numpang untuk melaksanakan ibadah solat dzuhur. Setelahnya melaksanakan ibadah sholat dzuhur, kami di ajak berkeliling untuk melihat proses pengolahan biji kopi yang sudah di petik oleh pekerja. Disana pengolahan biji kopi ada berbagai macam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun