Mohon tunggu...
NUSANTARA KITA
NUSANTARA KITA Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Ilmu Bermanfaat

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mungkinkah Negeri Ini Tanpa Orang Miskin?

25 Maret 2024   15:05 Diperbarui: 25 Maret 2024   15:14 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika negeri ini tak ada orang miskin

Maka tak kan ada angka kemiskinan

Andaikan semua orang di negeri ini kaya

Maka tak kan ada bantuan orang miskin

Jika penduduk negeri ini tak ada yang hidup miskin

Maka tak kan ada calon pemimpin yang mendongeng


Menjadikan kaum papa sebagai tangga menuju kekuasaan

Atas nama kepedulian, keprihatinan, entah apapun namanya

Terbungkus indah dalam untaian kata sembari berderai air mata

Ahhh....

Sungguh kaum papa makin tak berdaya

Sedikit senyum dan janji sudah cukup bagi mereka

Sederhana dalam hidup menghidupi

Sederhana berfikir jauh dari prasangka

Meski hanya menjadi penonton tokoh-tokoh utama sedang bersandiwara

Ohhhh.... bunga bunga kemiskinan

Engkau begitu nampak cantik dan diagungkan penuh perhatian

Dalam semu semua tertuju padamu

Mustahil engkau musnah dalam sengaja atau tidak

Justru engkau harus tetap terpelihara ada penuh sesak

Sedikit terkurangkan agar menjadi bumbu penyedap sebuah pengakuan

Menunjuk pada suatu pencapaian keberhasilan kekaisaran

Ohhhh...... Baju-baju Kemiskinan

Makin lusuh makin menawan

Banyak orang rela memakaimu untuk menutupi tubuhnya

Lebih seperti barisan karnaval berkostum compang camping

Yang realita sebernarnya jauh dari kepantasan

Sebuah sandiwara massal rela ramai-ramai menggadaikan harga diri

Demi legalitas mendapatkan uluran tangan

Tak peduli siapa yang sebenarnya lebih punya hak

Atas sebuah identitas yang benar-benar layak untuk dibantu

Dan bukan sebuah nafsu keserakahan

Yang menginginkan pengakuan sebagai orang paling menderita

Yang berdiri diatas penderitaan sesama yang sebenarnya miskin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun