Dari hembusan nafas dan irama denyut nadi
Hingga akhirnya ia menjadi debu
Apa harus pecahan kaca itu kutaburkan kematamu?
Agar kau merasakannya dan mau memperdulikannya
Apa harus alunan musik itu memecah gendang telingamu?
Agar pendengaranmu jelas akan kehancuran itu
Kehancuran dendang  harapannya tenggelam olehmu
Atau bahkan pasukan lintah menghabisimu dahulu?
Sampai pada akhirnya dirimu menrintih menangis tak berdaya
Hingga penyesalan berakhir  pada namamu terukir di nisan
Ku tak ingin memaksamu