Rohnya menjerit bersama goncangan amarah yang bersemayam di tubuhnya
Menginginkan air darah kembali di permukaan danau
Menginginkan nadi yang mengaliri permadani
Namun, semua hanya impian hampa diselembar harapan
Lihatlah, semua kenyataan berupa fatamorgana
kantong darah terlihat murung dan kusam
Tak bergairah karena ditelan masa
Tak ada merah yang mengairi nadi
Tak ada darah yang memenuhi danau
Tak ada nadi yang bermandikan darah
Hingga sirna terbawa angin keatas langit