Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Building Kompasiana

Membangun Kompasiana sejak 2009 dan mengorkestrasi lini bisnis hingga produk Kompasiana selama 6 tahun (2018-2025) sebagai Chief Operating Officer. Saat ini memimpin misi untuk mendorong dampak positif bagi kreator dan komunitas melalui pengembangan produk, cerita yang bermakna, inisiatif yang mempromosikan keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis sebagai Head of Impact Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar dari Perjalanan 50 Tahun Pernikahan Tjiptadinata Effendi dan Roselina

4 Januari 2015   17:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:50 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kondisi fisik dan ekonomi suaminya, ternyata Bu Rose mampu bertindak dan bersikap teguh dengan penuh kesabaran mendampingi Pak Tjip dalam kondisi apa pun. Dengan cinta emas yang mereka miliki, Pak Tjip dan Bu Rose mampu membawa kapal besar pernikahan mereka dari perairan dengan ombak besar ke perairan yang senantiasa tenang. Indah!

Dari sekian catatan perjalanan panjang pernikahan mereka, saya menangkap beberapa pesan dalam mengarungi sebuah pernikahan. Saling menghormati dan buang jauh sifat curiga terhadap pasangan, menjadi pesan utama dalam menjalani kehidupan dalam berumah tangga.

"Sampai saat ini pun, istri saya tidak pernah membuka dompet saya, dan juga saya tidak pernah membuka dompetnya, kecuali kalau diminta," kata Pak Tjip seraya menunjukkan bagaimana mereka tetap saling menghormati privasi dan saling percaya satu sama lain.

Selain itu, saling menerima dan melengkapi segala kekurangan satu sama lain menjadi hal yang tak kalah penting dalam menjalani sebuah pernikahan. Menerima apa pun kondisi pasangan dan saling melengkapi atau menutupi segala kekurangan dari pasangan dengan kelebihan masing-masing.

Sepertinya sangat sederhana, bukan?! Namun, sulit untuk diterapkan. Butuh pengorbanan dan sikap saling mengalah. Sama seperti saya yang memandang sebuah pernikahan adalah hal yang mudah untuk dilakoni, namun ternyata penuh lika-liku dan rentan akan hantaman ombak.

[caption id="attachment_388187" align="aligncenter" width="540" caption="Sempatkan foto bersama Kompasianer"]

1420308910167817726
1420308910167817726
[/caption]

Acara 50th golden anniversary Pak Tjip dan Bu Rose telah membuka mata dan hati saya dalam melakoni sebuah pernikahan hingga dapat membangun sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia.

Terima kasih Pak Tjip dan Bu Rose yang telah memberikan pelajaran emasnya kepada semua orang. Semoga Bapak dan Ibu senantiasa diberi kesehatan dan umur panjang serta dapat terus menunaikan tugas dalam menginspirasi banyak orang.

Salam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun