Mohon tunggu...
Nurul Iswahyuningsih
Nurul Iswahyuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi | UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

🖋️✨ write, create, inspire!! ur words matter

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Usaha Kecil dengan Semangat Besar : Cerita di Balik 2 Trees Coffee

7 Juni 2025   09:18 Diperbarui: 7 Juni 2025   09:18 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedai 2 Trees Coffee (Sumber : Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu)

Wawancara Salah Satu Pemilik Street Coffee (Sumber : Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu )
Wawancara Salah Satu Pemilik Street Coffee (Sumber : Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu )

Foto Bersama Salah Satu Pemilik Street Coffee (Sumber : Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu )
Foto Bersama Salah Satu Pemilik Street Coffee (Sumber : Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu )

 Menu Non-Kopi yang Best Seller Salah Satu Pemilik Street Coffee (Sumber : Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu )
 Menu Non-Kopi yang Best Seller Salah Satu Pemilik Street Coffee (Sumber : Dokumentasi Pribadi / Nurul Iswahyu )

Di tengah sepinya Jalan Ndrono, Tridadi, Sleman, berdiri sebuah kedai kopi sederhana namun menyimpan cerita besar. Namanya 2 Trees Coffee. Tak banyak yang tahu bahwa nama ini bukan sekadar pilihan branding kekinian. "Kami menamainya 2 Trees karena memang ada dua pohon besar di area kedai ini. Dari situ kami mulai membangun konsep dan filosofi usaha," ujar Anief Darmawan, salah satu pendirinya.

Anief bukan pebisnis kuliner. Ia adalah lulusan hukum dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang bekerja sebagai korporat. Namun, ketertarikannya pada dunia wirausaha muncul saat seorang teman yang memiliki usaha mengajaknya untuk mencoba peluang baru: membuka kedai kopi. Bersama dua temannya, mereka memutuskan untuk merintis usaha kecil yang kini dikenal masyarakat sekitar sebagai tempat nongkrong nyaman dengan nuansa alami.

Memulai dari Nol: "Kami Perbaiki Sedikit Demi Sedikit"

Tanggal 28 Desember 2024 menjadi tonggak awal mereka membuka kedai. Berawal dari niat baik, tempat yang dulunya hanyalah lahan kosong kini menjelma menjadi titik terang di kawasan yang dulunya dikenal sepi dan rawan.

Namun awal membangun tentu tidak mudah. Masalah datang silih berganti. Mulai dari rasa kopi yang belum stabil, layanan yang belum optimal, hingga fasilitas kedai yang masih jauh dari sempurna.

"Kami belajar dari kritik. Apa pun yang dirasa kurang, langsung dicatat dan diperbaiki. Kursi yang kurang nyaman, ditambah. Sistem pelayanan diperbaiki. Rasa minuman kami evaluasi terus. Pokoknya terus bergerak, jangan pernah diam," cerita Anief.

Meski baru dibuka, kedai ini tidak ingin stagnan. Mereka menerapkan prinsip belajar dari setiap celah kekurangan. Tidak jarang, malam-malam harus ditutup lebih awal demi memperbaiki dapur, mengganti peralatan, atau menyusun ulang meja kursi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun