Mohon tunggu...
Ahmad Choliq
Ahmad Choliq Mohon Tunggu... Jurnalis - Sambal Terasi

Sambal Terasi ( Suka Membaca, menulis, terus berkreasi).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angin Lima Menit

30 April 2024   12:55 Diperbarui: 30 April 2024   12:59 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber Gambar: Relawan Kencana/ foto angin merobohkan atap seng warung.


Tukang bangunan tengah berjibaku memaku
sebuah seng sebagai atap warung,
terdengar angin gemuruh dari arah timur  berlarian,  
begitu kencang menendang-nendang,
panik membalut muka mereka
pasukan di aba-aba
"ayo turun ada bahaya !"

Angin semakin meluapkan emosinya,
Lima menit  menjelma tinggi hati
atap seng yang baru saja dipasang
dihajar, ditendang, di buang,
gafalum yang dipeluk paku
tak mampu menepis semangat angin
 Ia  begitu mampu dan  mudah menyapu.

penjual di depan warung dihantam seng.
Kekuatan angin bukan lagi kaleng-kaleng,
pelipis penjual terluka.
Dibawalah ke puskesmas seketika.

Lima menit kemudian usai kejadian,
relawan berduyun-duyun
membersihkan puing-puing bangunan
merapikan, menjaga lingkungan.


( Selasa, 30 April 2024)
Puisi ini terinspirasi dari berita yang berjudul Angin Kencang Mampir Kudus Lima Menit, Robohkan Atap Warung di Dawe. Begini Kejadiannya berlangsung sejak Minggu tanggal 28 April pukul 14.00 WIB.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun