Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerita Mini] Diriku Hanya Anak Panti

14 November 2019   06:38 Diperbarui: 14 November 2019   07:46 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangka memperingati Hari Ayah, tanggal 12 November kemarin,  Bu Ida guru Kelas 6 minta siswanya menggambar. Materinya,  melukis kartu atau stiker  ucapan selamat Hari Ayah.

Lukisan dibuat seindah mungkin dalam buku gambar, dibubuhkan krayon aneka warna. Usai arahan dari Bu Ida, siswa mulai berkreasi sesuai idenya masing-masing. Kecuali Isma'il sosok cowok paling pemalu.

"Ayo, Ma'il! Silakan bekerja!"

"Maaf, Bu. Saya tidak bawa peralatan menggambar.''

Ketua kelas berdiri dan berkata, "Saya punya dua. Kamu boleh pinjam satu, Ma'il."

Buku gambar mendarat di meja Ma'il. Dengan malu-malu Ma'il mengucapkan terima kasih.

Sepuluh  menit berlalu, suasana kelas makin sibuk. Ada yang saling tukar krayon. Ada juga pinjam-meminjam penggaris.

Ma'il belum juga bergerak. Dia ngelamun seperti memikirkan sesuatu, pandangannya kosong seperti ada yang kurang.

Bu Ida maklum. Mail kurang suka pelajaran menggambar. Dia jago Matematika dan Bahasa Indonesia. Terutama menulis cerita.

Bu Guru berhijab itu melangkah ke bangku Mail.

Ma'il mulai mencorat-coret. Tetapi sambil menulis halaman bukunya ditutup-tutupi. Seakan takut gambarnya dicontek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun