Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah

Penerjemah, editor, konsultan partikelir dan peminat sastra, psikologi & politik. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan Kepala Divisi Komunikasi Badan Pengurus Himpunan Penerjemah Indonesia (BP HPI Pusat) (2025-2027). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan "Dongeng Kampung Kecil". Blog: https://nursalam.wordpress.com. Instagram: @bungsalamofficial.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menulis Itu Mudah, Hanya Perlu 7 Langkah!

14 Mei 2025   17:10 Diperbarui: 20 Mei 2025   11:03 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Caranya?

Apa pun bentuk tulisan Anda, persetankan apa pun kata kritikus nantinya, "dobrak" kebekuan es dalam benak dengan menuliskan "tiga kata". Apa pun kata yang terlintas di benak Anda.

Contohnya, apa yang Anda pikirkan saat membaca tulisan ini?

Sebut saja: bingung, penasaran dan tak tahu. Yup! Anda sukses mencicipi "kurma". Apakah Anda biarkan kurma itu sekadar menempel di bibir?

Jangan puas hanya dengan merasakan teksturnya. Santap saja, Kawan! Buatlah kalimat dari ketiga kata temuan tersebut. Tak peduli dari manapun kata itu Anda pungut, tuliskan saja. Misalnya, terciptalah, "Aku bingung dan penasaran untuk menulis apa yang aku tak tahu untuk menulisnya." Itu satu contoh. Terus, dan teruslah menulis. sengawur apa pun. Hingga, singkat cerita, terciptalah sebuah paragraf pendek berikut ini: "Aku bingung dan penasaran untuk menulis apa yang aku tak tahu untuk menulisnya. Tapi aku tahu harus menulis apa. Karena aku penulis serba bisa. Biarpun judulnya "Kecanggihan Teknologi IT" tapi aku tahu aku pasti bisa menulisnya. Apa pun itu..."

Sudah kenyang?

Pasti belum.

Kawan, "tiga kata" ini hanyalah ice-breaker. Bahkan seorang Ernest Hemmingway pun mempraktikkannya. Ia terus mengetik apa saja. Bahkan hingga berlembar-lembar. Tapi ingat, teaser ini hanyalah pembuka. Seperti kurma, "tiga kata" adalah penggugah belaka.

Otak kita, secara alamiah seperti diungkapkan dalam berbagai buku motivasi termasuk The Secret karya Rhonda Byrne adalah mesin dahsyat yang berproses otomatis memacu sistem kerja tersendiri untuk menghasilkan rangkaian kata yang bisa jadi lebih dahsyat dari bayangan Anda. Dalam konteks inilah Anda akan paham mengapa banyak orang mengatakan,"penulis adalah tuhan bagi karyanya".

Percayalah, apa pun bentuk tulisan Anda yang ingin ditulis, dan sengawur apa pun tiga kata yang dipilih, mekanisme "jin ifrit" dalam otak kita, mengutip istilahnya Mohammad Diponegoro, akan menuntun kita menulis. Ia akan menemukan jalannya sendiri. Jin ifrit ini juga yang membantu kita mengetik dengan lancar. Jika pada awal belajar mengetik Anda akan mencari-cari setiap tuts untuk ditekan. Namun, setelah Anda akrab dengan "jin ifrit" ini, tangan Anda akan menari lincah pada papan ketik atau keyboard.

Jika beberapa paragraf sudah dibuat, sama seperti langkah Hemmingway, ia akan mengedit paragraf tersebut dan menyunting beberapa kekurangan. Di sinilah peran kreatif otak kanan Anda, yang semula menjadi panglima dalam proses "pembukaan tiga kata", akan diambil alih oleh otak kiri Anda untuk mengedit, menyunting dan melakukan sinkronisasi tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun