Mohon tunggu...
ST Nurjaningsih
ST Nurjaningsih Mohon Tunggu... Tutor - Alloh Maha Halus

Apa yang kau raih apa yang kau usahakan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aplikasi Kode QR pada Diklat Penguatan Kepala Sekolah

4 April 2020   22:01 Diperbarui: 4 April 2020   22:04 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sementara itu, Haag (2011)  mendefiniskan M- learning sebagai pengguna/pemakai perangkat komputasi yang dikendalikan oleh tangan (handheld computing device) guna mengakses konten belajar atau sumber-sumber informasi.  Beberapa tipe perangkat mobile yang mendukung M-learning adalah Standard Phone, Smartphone ( termasuk BlackBerry dan Iphone), Tablet (termasuk iPad, Android, dan Kindle Fire)

Pertumbuhan penggunaan teknologi tanpa kabel (wireless technology) dan perangkat bergerak/mobile (mobile devices) dewasa ini menyebabkan semakin banyaknya pengembangan aplikasi-aplikasi berbasis mobile di berbagai bidang, antara lain pada bidang e-commerce, pemasaran, dan pendidikan atau pelatihan. 

Dalam dunia pendidkan atau pelathan, dengan pertumbuhan dan perkembangan tersebut, akan terjadi peningkatan jumlah pengguna peserta didik/diklat yang memerlukan pembelajaran/pelatihan yang dapat diakses di luar sekolah/kantor dengan mudah dan relatif cepat (just-in-time) ketika diperlukan.   

Sebagai implikasi, para pendidik/pelatih maupun pembuat konten M-learning tentunya perlu membekali diri dengan pengetahuan bagaimana merancang materi belajar yang sesuai dengan prinip-prinsip pembelajaran yang efektif, yang berpusat pada peserta diklat/diidk dan dirancang khusus untuk perangkat mobile  (Rusli., dkk., 2017)

Terkait dengan hal tersebut, Ally (2004) menyampaikan prinsip-prinsip belajar dalam merancang materi M-learning , yaitu

Karena kapasitas display perangkat mobile yang terbatas, perancang diharapkan mampu menerapkan strategi presentasi sedemikan rupa sehingga peserta didik/diklat dapat memproses belajarnya secara effisien.

Karena kapasitas memori kerja yang terbatas, konten/materi sebaiknya diorganisasi,dibagi-bagi atau dipotong-potong (chunked) menjadi unit-unit materi dengan ukuran yang lebih kecil/sesuai, dan diurutkan secara bermakna untuk memfasilitasi/memudahkan proses pelajar.

Materi pembelajaran  sebaiknya  di organisasi dalam bentuk sebuah peta konsep atau sebuah jaringan (network) yang menunjukkan konsep-konsep penting dan relasi di antara konsep.  Peta konsep menunjukkan hierarki struktur materi. Network dapat digunakan untuk mempresentasikan informasi spasial hingga peserta    diklat dapat melihat ide atau gagasan utama dan relasi diantaranya.

Perlunya penerapan strategi pembelajaran awal (pre-instructional strategies) agar peserta diklat dapat menyimpan kerangka pelajaran.  Kondisi ini akan membantu peserta diklat dalam menggabungkan detil pelajaran/materi dan mencegah beban memori berlebih.

Antar muka (interface) M-learning harus dirancang dengan baik menyesuaikan dengan ukuran display/screen yang kecil. Antar muka harus grafis dan menyajikan 5 sampai 9 potongan materi /informasi di screen guna mencegah memori berlebih.

Materi belajar sebaiknya dirancang dalam bentuk objek-objek belajar guna mengakomodasi karakteristik dan gaya belajar peserta diklat yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun