Mohon tunggu...
Nur Janah Alsharafi
Nur Janah Alsharafi Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang ibu yang menyulam kata dan rasa dalam cerita

ibu 4 anak dengan sejumlah aktivitas . Tulisan-tulisan ini didokumentasikan di blog saya : nurjanahpsikodista.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

"The Happiness of Employees"

24 Desember 2018   13:58 Diperbarui: 24 Desember 2018   14:20 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini memang bukan perjalanan yang pertama, namun ini adalah salah satu perjalanan yang kemudian kuabadikan dengan pena. Berjalan dengan karyawan sebuah organisasi merupakan pengalaman unik untuk ditulis. Menjemput di bandara, menyaksikan mereka menyeruput kopi hangat dan menikmati makanan dan minuman membuatku selaku pihak ketiga ikut bahagia. 

"Bagaimana bapak ibu makan siangnya, makan paginya, makan malamnya, tidurnya  dan sebagainya ? ". Gaya makan yang lahap, gaya minum yang antusias, keceriaan di wajah dan sikap sesungguhnya merupakan jawaban akan kesan bagaimana nikmatnya sajian demi sajian.

Berbulan karyawan berkutat dengan data dan angka. Berbulan karyawan berselemak dengan segudang masalah pekerjaan. Perjalanan jauh keluar kantor dengan label "Capacity Building" , "Employee Gathering" atau label apa saja sesuangguhnya merupakan oase di tengah perjalanan panjang di gurun pasir pekerjaan. Jika kita mau jujur dan bertanya pada setiap jengkal anggota tubuh kita, maka mulai seisi kepala, leher, badan, tangan hingga kaki semuanya akan menjerit kelelahan dan protes keras untuk minta istirahat sejenak. 

Mengistirahatkan raga dari keharusan bergerak rutin menyelesaikan sederet jadwal pekerjaan, adalah hadiah termewah untuk raga itu sendiri. Betapa kita kadang mengeluh pusing, leher pegal, badan pegal, tangan pegal, kaki pegal hanya karena mempertahankan kinerja masing-masing anggota tubuh untuk menyajikan kinerja prima. Tentu tak dapat dibiarkan, ragaku.......istirahatlah. Ragaku.........nikmati hakmu . Ragaku kuberi waktu dirimu untuk merangkai energi baru limpahan karunia Illahi Robbi.

Jiwa karyawan padat dengan segudang tugas dan pekerjaan. Belahan jiwa kognitif yang terus diperas berpikir angka maupun bahasa lahirkan konsep dan  solusi. Belahan jiwa afektif yang terus diminta bertenggang rasa hadapi berbagai tipe manusia lengkap dengan emosi dan gejolak sosialnya. 

Belahan jiwa konatif yang terus diharuskan lahirkan program yang dapat diimplementasikan. Tanya masing-masing bagian jiwamu. Jawabnya akan sama........lelah tak terhingga, ingin rasanya terbang sejenak lepaskan segalanya. Wahai jiwaku.........nikmati hakmu merangkai energi baru limpahan karunia Rabbul izzati.

Wisata kali ini adalah kunjungan ke Pulau Batam dan Bintan. Menginjakkan kaki ke Pulau Batam dan Bintan adalah membaca salah satu ensiklopedia melayu yang utama di Nusantara. Kemegahan jembatan Barelang 1 hingga Barelang 6 menjadi suguhan yang tak tergantikan. Jembatan yang merupakan karya besar Bapak B.J Habibie saat menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi pada tahun 1992.  

Jembatan pertama hingga keenam menjadi penghubung antara  Pulau Batam, Tonton, Nipah, Setokok, Galang dan terakhir adalah Pulau Galang Baru. Mari kita ke Jembatan Barelang 1, konstruksi megah laksana  jembatan Golden Gate di San Fransisco  merupakan ikon Pulau Batam yang tak boleh dilewatkan.  Disana  jugaada Panggung Dendang Melayu yang menjadi ajang manggung artis melayu lokal dengan lagu dan cengkok  melayu yang kental.

Selain wisata sejarah dan kuliner , Batam juga menawarkan wisata spiritual. Kunjungi masjid Jabal Arafah , masjid unik yang terletak di pusat bisnis Lubuk Baja kota Batam.  Masjid yang asri dilengkapi dengan tower, taman, air mancur dan fasilitas lainnya menjadi daya tarik tersendiri buat wisatawan yang berkunjung ke kota ini. 

Shalat disini membuahkan kekhusyukkan yang mengalir di seantero nadi dan jiwa para musafir maupun seluruh jamaahnya. Masjid lainnya yang tak kalah unik adalah Masjid  Muhammad Cheng Ho. Meski tak ada kaitan langsung sejarahnya dengan Laksamana Cheng Ho, namun jasa Laksamana Cheng Ho dalam penyebaran agama  Islam  diabadikan sebagai nama Masjid ini. 

Keunikan masjid ini juga terletak pada arsitekturnya yang memadukan antara arsitektur Tiongkok dengan arsitektur Arab. Jangan bingung jika di masjid ini tak ada kubah. Kubah masjid telah digantikan hadirnya dengan atap segi delapan  dengan makna  jaya atau untung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun