Mohon tunggu...
Nuris Adelia Tabassam Nuruddin
Nuris Adelia Tabassam Nuruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknologi Radiologi Pencitraan

Mahasiswa Fakultas Vokasi Prodi Teknologi Radiologi Pencitraan, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Optimalisasi Pemeriksaan Radiografi Humerus AP pada Pasien dengan Indikasi Klinis Fraktur Humerus Proksimal

1 Juni 2025   17:25 Diperbarui: 1 Juni 2025   17:31 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Terindikasi klinis fraktur pada humerus proksimal. (Sumber: iStockphoto)

Fraktur humerus proksimal merupakan suatu fraktur yang terjadi pada bagian atas, dekat dengan glenohumeral joint atau sendi bahu. Pada kasus ini, terjadi pada pasien berumur 19 tahun akibat terjatuh dari tangga. Namun, salah satu penyebab lainnya yaitu karena osteoporosis, dimana lebih rawan terjadi pada orang lanjut usia. Pada pemeriksaan humerus AP, pasien diposisikan tidur terlentang atau supine. Humerus sejajar dengan sumbu panjang IR. Tangan dan pergelangan tangan ekstensikan secara penuh.

Selain fokus menghasilkan citra dengan kualitas tinggi, seorang radiografer juga harus menerapkan prinsip proteksi radiasi, salah satunya yaitu ALARA (As Low As Reasonably Achievable) untuk meminimalisir dosis yang dihasilkan dan menjaga agar kualitas citra tetap optimal. Dengan kV 55, mA 200 dan mAs 4, dihasilkan citra dengan kualitas cukup baik, dan dosis yang digunakan juga tidak berlebihan. Pendamping pasien juga tidak diperkenankan masuk ke ruang radiologi, agar tidak terpapar radiasi yang tidak diperlukan. Kekurangan dari proyeksi AP pada pemeriksaan fraktur humerus proksimal yaitu kurang optimal dalam mengevaluasi fragmen fraktur yang lebih kompleks, seperti pada bagian greater tubercle, lesser tubercle, dan sendi bahu cenderung tidak terlihat menyeluruh. Posisi optimal juga sulit dilakukan, dikarenakan keterbatasan gerak akibat fraktur yang dialami. Maka dari itu, pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan seperti pemeriksaan AP shoulder atau melakukan pemeriksaan dengan CT-Scan jika fraktur lebih kompleks. 

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan studi kasus yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan radiografi humerus dengan proyeksi antero-posterior (AP) merupakan metode awal yang cukup efektif dan efisien dalam mendeteksi adanya fraktur, terutama dalam kasus trauma akibat kecelakaan. Pemosisian pasien, objek, central ray (CR), center point (CP), kolimasi, dan juga parameter eksposi harus sesuai, serta menerapkan prinsip ALARA untuk meminimalisir dosis radiasi yang diberikan kepada pasien. Pada hasil citra, harus memvisualisasikan keseluruhan humerus, mulai dari sendi bahu hingga siku. Namun, pada fraktur humerus proksimal, bagian head of humerus, greater dan lesser tubercle, anatomical neck, dan surgical neck dapat tervisualisasi dengan baik. Dengan densitas dan kontras yang optimal, serta soft tissue dan trabekula tulang terlihat jelas.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu pada mata kuliah Radiografi I, teman-teman yang sudah bekerja sama untuk menyelesaikan penugasan ini, beserta lembaga maupun pihak lain yang terlibat dalam proses pengerjaan project. Terima kasih atas dukungan serta kerja samanya, sehingga kami dapat menyelesaikan project ini tepat pada waktunya. Berkat adanya project ini, kami dapat memperluas wawasan kami mengenai pemeriksaan radiografi dengan indikasi klinis fraktur pada humerus proksimal.

REFERENSI

Bontrager, K. L., & Lampignano, J. P. (2018). Textbook of radiographic positioning and related anatomy (9th ed.). Elsevier.

Domingue, G., Garrison, I., Williams, R., & Riehl, J. T. (2021). Management of proximal humeral fractures: a review. Current Orthopaedic Practice, 32(4), 339-348.

Hardisman dan Rizki R. (2014). Penatalaksanaan Orthopedi Terkini untuk Dokter Layanan Primer. Jakarta: Mitra Wacana Media. 

Resnick, D. (2002). Diagnosis of Bone and Joint Disorders. 4th ed. Saunders.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun