Praktik Pengobatan Tradisional untuk Sawan
 Dalam budaya Jawa, sawan bukan hanya sebatas kepercayaan, tetapi juga diikuti oleh serangkaian praktik pengobatan tradisional. Metode umum yang dilakukan adalah pijat yang dilakukan oleh dukun pijat yang mempunyai keahlian dalam mengobati sawan ataupun praktisi pengobatan kejawen yang biasanya menggunakan sembur sebagai metode pengetahuannya seperti yang dilakukan oleh Daimah dalam rumah praktiknya di Jepara yang bernama "Daimah Bibir Sembur".
Tidak hanya pijat atau sembur metode lain yang digunakan dalm mengobati gangguan sawan yakni menggunakan tumbuhan herbal seperti dari kunyit, akar seribu, dlingo, bangle, adas, kapulaga, kemukus, kayu secang, kayu angin, bawang putih, kembang macanan. Yang mana tumbuhan-tumbuhan tersebut dihaluskan dan dibudurkan ke ubun-ubun kepala, telinga, tangan dan telapak kaki.
   Dalam jurnal Tradisi Pengalungan Jimatkalung Benang Pada Bayi Di Desa Pangkalan Kecamatansobang(Kajianliving Hadis) vol 3:6 menyebutkan agar terhindar dari marabahaya ataupun gangguan semacam sawan sebagian orang tua di Jawa memakaikan anaknya semacam jimat seperti kalung yang berisi mantra ataupun doa dan juga gelang sawan yang sekarang ini banyak dijual secara offline maupun online.
Sawan dalam Sudut Pandang Medis
Dalam dunia medis, sawan tidak diakui sebagai penyakit spesifik, tetapi gejalanya sering kali bisa dijelaskan melalui ilmu kesehatan. Banyak kasus yang dianggap sebagai sawan dalam kepercayaan Jawa sebenarnya dapat dikaitkan dengan kondisi medis yang sudah dikenal, terutama yang berkaitan dengan sistem saraf, gangguan perkembangan anak, serta faktor psikologis dan lingkungan.
- Sawan mayit, sering dikaitkan dengan perasaan tidak enak badan setelah menghadiri pemakaman. Dari sudut pandang medis, ini bisa disebabkan oleh stres psikologis, adanya. kecemasan atau stres saat menghadapi kematian yang dapat menyebabkan gejala seperti hiperventilasi, pusing, hingga psikosomatis. Selain itu faktor  kelelahan, atau bahkan infeksi bakteri dari lingkungan sekitar jenazah.
- Sawan yang dialami bayi atau anak-anak, yang dalam duna medis dapat dijelaskan sebagai kolik (kondisi perut kembung dan nyeri yang menyebabkan bayi menangis tanpa henti), Gangguan Sensorik atau Hiperstimulasi (Bayi bisa merasa tidak nyaman jika mengalami perubahan suhu mendadak, suara bising, atau terlalu banyak interaksi fisik), adanya infeksi virus atau bakteri seperti flu, pilek, atau infeksi telinga yang menyebabkan anak demam.
- Sawan sambang dalan (Sawan karena Perjalanan) dikarenakan Motion Sickness (Mabuk Perjalanan), Jet Lag atau Kelelahan Fisik, serta terpapar udara dingin yang menyebabkan infeksi.Â
Banyak kasus sawan yang membaik setelah diberi ramuan tradisional, tetapi sebenarnya hal ini bisa disebabkan oleh pemulihan alami tubuh atau efek obat medis yang bekerja secara bertahap. Oleh karena itu, kombinasi antara pengobatan medis dan tradisional sering dianggap sebagai pendekatan yang seimbang dalam menangani sawan. Studi penelitian Nur Aini Niamah tahun 2022 "Fenomena Sawan pada Masyarakat Jawa dalam Perspektif Psikologi Indigenous (Studi Fenomenologis di Desa Mutih Kecamatan Wedung Kabupaten Demak)".
Mengapa Fenomena Sawan Terus Terulang Pada Masyarakat Jawa
Istilah "sawan" memang lebih dikaitkan dengan kepercayaan tradisional oleh orang Jawa. di daerah lain lain memiliki konsep dan istilah lain terkait penyakit atau gangguan yang disebabkan oleh mahluk gaib dan mistis seperti kerasukan,atau kesambet atau istilah lainnya. Namun sawan yang ada di Jawa tetap memiliki konsep yang berbeda dengan kerasukan atau kesambet. Sawan yang dialami anak-anak dan beberapa orang dewasa penyebabnya bukan karena ada mahluk halus yang merasuki jiwanya. Namun lebih ada sesuatu gaib atau mistis yang dipercaya mengganggu atau membuat sengkala, tapi tidak sampai merasuki jiwanya.
Sawan bertahan karena ada transmitransmisi sosial : keyakinan kuat pada Masyarakat Jawa terhadap adanya gangguan sawan sawan karena pengaruh dari adanya adat dan budaya yang sudah dari leluhur turun temurun. Hal ini juga yang disampaikan Orang tua zaman dahaulu mempengaruhi pola pikir dari ibu saat ini. ibu-ibu yang saat ini masih mempercayai dan masih melakukan kebiasaan terkait fenomena gangguan sawan karena mencontoh perilaku dari orang tua terdahulu dan juga lingkungannya.
Kepercayaan terhadap sawan juga membuktikan bahwa tidak semua fenomena kesehatan bisa dijelaskan dengan pendekatan medis modern. Dunia kesehatan perlu mempertimbangkan pendekatan budaya dalam memahami gangguan kesehatan, terutama di masyarakat yang masih kuat mempertahankan tradisi leluhur.