Hidup tidak akan berubah seketika, tapi bisa diperbaiki sedikit demi sedikit. Islam mengajarkan kita untuk memulai dari hal-hal kecil: memperbaiki shalat, memperbanyak ibadah, hingga meninggalkan keburukan.
Inilah langkah-langkah pelan-pelan yang bisa jadi titik balik menuju hidup yang lebih baik.
1. Awali dengan Shalat yang Khusyuk
Setiap perjalanan perbaikan hidup dimulai dari shalat. Rasulullah SAW bersabda, “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.” (HR. Bukhari). Shalat bukan hanya ritual lima kali sehari, tapi juga momen berdialog dengan Allah.
Menguatkan kualitas shalat bisa dilakukan dengan cara sederhana: menjaga wudhu, tepat waktu, memahami arti bacaan, dan berusaha khusyuk. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45).
Dengan shalat yang baik, langkah pertama perbaikan hidup sudah tertata.
2. Perbaiki Hubungan dengan Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah petunjuk hidup (hudan linnas) yang menuntun manusia menuju jalan lurus. Tidak perlu langsung menamatkan 30 juz, cukup memulai dengan satu ayat per hari. Konsistensi lebih utama daripada kuantitas.
Membaca, memahami, dan mengamalkan ayat Al-Qur’an memberi ketenangan hati. Banyak yang merasakan, hanya dengan mendengar lantunan ayat suci, gundah gulana bisa berkurang.
Allah menegaskan dalam QS. Al-Isra: 9:
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke jalan yang lebih lurus...”
Maka, membangun rutinitas membaca Al-Qur’an adalah langkah kedua memperbaiki hidup.
3. Tambahkan Ibadah Sunnah
Setelah shalat wajib dan membaca Al-Qur’an, kita bisa menambahkan ibadah sunnah. Shalat sunnah seperti Dhuha dan Tahajud, sedekah, serta dzikir menjadi amalan ringan tapi bernilai besar.
Rasulullah SAW bersabda:
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit.” (HR. Bukhari Muslim).
Membiasakan diri dengan sunnah akan melatih hati lebih dekat pada Allah. Bahkan doa di sepertiga malam saat Tahajud bisa menjadi energi spiritual yang luar biasa untuk menghadapi tantangan hidup.
4. Jaga Lisan dan Sikap
Tidak hanya ibadah ritual, perbaikan hidup juga harus tercermin dalam ucapan dan sikap. Banyak orang yang rajin beribadah tapi masih mudah mengucapkan kata-kata kasar atau menyakiti orang lain dengan lisannya.
Rasulullah SAW mengingatkan:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari Muslim).
Mulailah membiasakan ucapan yang menenangkan, memberi motivasi, atau sekadar doa baik untuk orang lain. Ucapan yang baik bukan hanya membuat orang lain bahagia, tapi juga membersihkan hati dari penyakit iri, dengki, dan amarah.
5. Kurangi Lalu Hilangkan Berbagai Kebiasaan Buruk
Perbaikan hidup tidak lengkap tanpa meninggalkan kebiasaan buruk. Tidak perlu langsung berhenti total, lakukan perlahan agar istiqamah lebih mudah dijaga.
Contohnya, jika merokok, bisa dikurangi jumlah batang per hari. Jika sering begadang tanpa manfaat, coba atur jadwal tidur agar lebih sehat. Jika terbiasa boros, mulai biasakan menabung walau sedikit.
Islam mengajarkan umatnya untuk meninggalkan perbuatan yang sia-sia. Rasulullah SAW bersabda:
“Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi).
Kebiasaan buruk memang sulit ditinggalkan, tapi dengan niat kuat dan langkah pelan-pelan, hidup bisa berubah lebih baik.
6. Perbanyak Berdoa dan Bersyukur
Doa adalah senjata seorang mukmin. Dalam setiap keadaan, doa dapat menjadi penolong. Bahkan Allah sendiri berjanji dalam QS. Ghafir: 60:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.”
Selain berdoa, bersyukur juga kunci perbaikan hidup. Bersyukur bukan berarti puas dan berhenti berusaha, melainkan menyadari bahwa setiap nikmat—kecil atau besar—datang dari Allah.
Allah berfirman dalam QS. Ibrahim: 7:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu...”
Dengan doa dan syukur, hati menjadi tenang, langkah terasa ringan, dan jalan hidup lebih jelas.
7. Bangun Lingkungan yang Baik
Lingkungan memiliki pengaruh besar pada keberlangsungan perbaikan hidup. Berteman dengan orang-orang yang saleh, mengikuti kajian, atau bergabung dalam komunitas Islami akan memperkuat niat untuk istiqamah.
Pepatah Arab mengatakan: “Seseorang itu mengikuti agama temannya. Maka perhatikanlah dengan siapa engkau berteman.”
Jika berada dalam lingkungan yang positif, dorongan untuk terus memperbaiki diri akan semakin kuat. Sebaliknya, lingkungan yang negatif seringkali menyeret kita kembali pada kebiasaan lama yang buruk.
Mari Perbaiki Hidup, Pelan-Pelan Namun Istiqomah
Hidup yang lebih baik tidak datang dalam semalam. Islam mengajarkan proses pelan-pelan, dimulai dari shalat yang khusyuk, memperbaiki hubungan dengan Al-Qur’an, menambah ibadah sunnah, menjaga lisan, mengurangi kebiasaan buruk, memperbanyak doa dan syukur, hingga membangun lingkungan yang baik.
Setiap langkah kecil adalah kemenangan besar. Sebab, Allah tidak menuntut kesempurnaan instan, melainkan kesungguhan dan istiqamah.
Dengan terus memperbaiki diri pelan-pelan, insyaAllah hidup akan lebih tenang, terarah, dan penuh berkah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI