Dengan kemampuan untuk menenangkan istri, suami bukan hanya menjadi pasangan hidup, tetapi juga menjadi pendukung utama yang memastikan rumah tangga berjalan harmonis.
Memuliakan Istri, Menyayangi Anak
Suami yang sabar tak hanya hadir saat istri sedang tenang, tapi juga saat istri sedang kacau.Â
Ia memuliakan istri bukan hanya di depan umum, tapi juga saat tak ada yang melihat. Ia tak segan menyebut istri dengan panggilan lembut, dan selalu melibatkan istri dalam keputusan penting.
Untuk sang anak, ia bukan hanya ayah yang memberi nafkah, tapi juga sahabat yang mendengarkan dan bermain. Rumah bukan hanya rapi karena pekerjaan domestik, tapi juga karena atmosfer cinta yang dibangun bersama.
Sudut Pandang Psikolog dan Nilai Religius
Psikolog keluarga, Ratih Ibrahim, menyebutkan bahwa peran emosional suami dalam rumah tangga sangat krusial. "Keluarga yang dipimpin suami sabar akan lebih stabil secara psikologis. Istri merasa aman, anak-anak tumbuh dengan contoh empati dan respek," katanya.
Dalam Islam, Rasulullah SAW adalah teladan utama. Beliau memperlakukan istri-istrinya dengan kasih, bahkan membantu pekerjaan rumah. Dalam hadis disebutkan: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istrinya."
Tips Menjadi Suami Sabar dan Dewasa
- Latih Empati: Pahami bahwa istri bukan robot. Ia bisa lelah, emosional, dan butuh istirahat.
- Jangan Baperan: Tanggapi keluhan dengan kepala dingin, bukan ego yang tersinggung.
- Peka tanpa Disuruh: Lihat kebutuhan istri, bantu sebelum diminta.
- Bangun Komunikasi Sehat: Dengarkan tanpa menghakimi, bicara tanpa meninggikan suara.
- Rawat Diri dan Hubungan: Seimbangkan kerja dengan waktu berkualitas bersama keluarga.
Tidak semua orang diberi anugerah memiliki pasangan sabar. Dan tidak semua lelaki mampu menjadi sabar.Â
Tapi bagi yang memilih jalan itu, ia bukan hanya menjaga keluarganya dari kehancuran, tapi juga menanam cinta yang akan tumbuh panjang hingga masa depan.