Siapa yang menyangka kalau buku ini menjadi semacam kado perpisahan bagi Pak Didiek dari keluarga besar KAI? Tak berselang terlalu lama dari perilisannya, ternyata beliau resmi digantikan oleh dirut yang baru pada tanggal 12 Agustus 2025 lalu.
Buku ini merupakan salah satu (dari dua macam) hadiah yang saya terima sebagai pemenang lomba menulis yang diselenggarakan CLICK Kompasiana, dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional 2025. Tepatnya saya merupakan pemenang nomor 3, ya. Bukan pemenang nomor 1.
Akan tetapi, kebahagiaan saya tetap berlimpah ruah. Terlebih salah satu motivasi saya untuk mengikuti lomba tersebut adalah buku Didiek Hartantyo, Masinis yang Melintasi Badai.
Sesungguhnya saya memang tergiur ikut lomba sebab diinformasikan bahwa masing-masing pemenang juga akan memperoleh buku bersampul unyu-unyu itu. Dengan demikian, tujuan saya tercapai. Karena berhasil menjadi salah satu pemenang, saya pun bisa memiliki dan membaca buku tersebut. Tidak penasaran lagi dengan isinya.
Sesuai dengan judulnya, buku ini terutama menceritakan tentang sepak terjang Bapak Didiek Hartantyo sebagai Dirut KAI. Terkhusus tentang kepemimpinannya saat menghadapi badai Covid-19, yang menyebabkan KAI sempat mengalami krisis.
Tatkala itu Pak Didiek yang baru saja menjabat langsung berhadapan dengan situasi pelik tersebab pandemi Covid-19. Jadi, mau tak mau dituntut untuk segera bekerja melakukan pembenahan di sana-sini. Sungguh sebuah situasi yang rumit. Terlebih Pak Didiek bertekad tidak akan melakukan PHK karyawan.
Protect Our People! Inilah keputusan yang diambil manajemen KAI tatkala situasi perekonomian dunia dan Indonesia oleng gara-gara pandemi Covid-19. Tentu tidak mudah, tetapi terbukti bisa. Alhasil keluarga besar KAI terlindungi, baik dalam hal kesehatan maupun kesejahteraannya. Betul-betul tak terjadi PHK sebagaimana yang diharapkan.
Selepas dari rongrongan pandemi Covid-19, operasional KAI pun beranjak normal. Makin hari bahkan makin bertambah inovasi layanannya. Tentu saja ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Merupakan tren yang baik dan inspiratif.
Alhasil, tak mengherankan kalau sampai terbit buku ini. Selain sebagai sebentuk penghargaan kepada Bapak Didiek Hartantyo, juga sebagai sarana berbagi inspirasi dan motivasi dalam memimpin sebuah organisasi/perusahaan besar.
Pak Didiek punya dua kata kunci andalan untuk menghadapi kondisi sulit semasa pandemi Covid-19. Dua kata kunci yang dimaksudkan adalah adaptasi dan transformasi.