Hujan rintik membasahi atap rumah kecil di ujung gang sempit. Rania, gadis berusia delapan tahun, duduk bersimpuh di atas sajadah lusuh. Tangannya menangkup erat, bibir mungilnya bergetar melantunkan doa-doa yang ia hapal dari ibunya.Â
Di sampingnya, seorang wanita paruh baya, wajahnya letih namun tetap menyunggingkan senyum. Itulah ibunya, Bu Laila, seorang penjual kue kecil-kecilan yang menggantikan peran ayah Rania sejak setahun lalu.
Ayah Rania, Pak Hasan, meninggal dalam kecelakaan saat pulang bekerja. Sejak saat itu, dunia Rania seolah kehilangan warnanya.Â
Ramadan tahun lalu, ayahnya masih menuntunnya ke masjid, mengusap kepalanya dengan bangga saat ia berhasil berpuasa penuh. Tahun ini, hanya ada kesunyian.
***
Kesabaran dalam Kekurangan
Bu Laila berjuang sekuat tenaga agar dapur mereka tetap mengepul. Setiap hari ia membuat kue bolu kukus dan menjualnya ke warung-warung.Â
Rania sering membantunya, menyusun kue dalam kotak kecil, lalu berjalan dari satu warung ke warung lain untuk menitipkan dagangan.Â
Tapi sejak harga bahan naik, laba mereka semakin menipis. Bahkan, membeli baju lebaran pun hanya bisa menjadi angan-angan.
"Bunda, tahun ini Rania nggak perlu baju baru, kok," kata Rania suatu malam, suaranya lirih.
Bu Laila mengusap kepala putrinya dengan lembut. Ada perih yang ia telan sendiri. "InsyaAllah, Nak. Yang penting kita masih bisa makan, masih bisa beribadah. Baju baru bukan yang utama."
Namun, jauh di lubuk hati, Rania tetap berharap. Setiap malam setelah tarawih, ia menatap langit yang dipenuhi bintang. "Ayah, kalau Ayah bisa dengar Rania, bolehkah Rania minta hadiah dari langit?" bisiknya pelan.
***
Harapan yang Tak Pernah Padam
Lebaran semakin dekat. Warung-warung mulai ramai dengan orang-orang yang berbelanja.Â
Rania melihat teman-temannya sudah mengenakan baju baru yang mereka coba di depan rumah. Ia tersenyum, berusaha menepis rasa iri.
Suatu sore, saat mengantar kue ke warung, Rania bertemu dengan seorang pelanggan setia ibunya, seorang pria tua bernama Pak Haris. Ia sering membeli kue bolu kukus Bu Laila dan selalu menyapa Rania dengan ramah.
"Bagaimana puasamu, Nak?" tanya Pak Haris.
"Alhamdulillah, Pak. Rania kuat," jawabnya, tersenyum.
Pak Haris memperhatikan wajah gadis kecil itu. Ada sorot mata yang menyimpan harapan yang ia sembunyikan baik-baik. "Lebaran nanti, kamu mau beli baju baru, kan?"
Rania menggeleng cepat. "Nggak apa-apa, Pak. Yang penting Rania sama Bunda sehat."
Pak Haris terdiam sejenak. Ada kehangatan yang menyeruak di dadanya.
***
Malam takbiran datang. Takbir berkumandang dari surau kecil di ujung gang, memenuhi udara dengan kesyahduan.Â
Di dalam rumah mungil itu, Rania dan ibunya duduk bersama. Tak ada ketupat atau opor ayam, hanya sepiring kecil kolak pisang.
Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu. Bu Laila bangkit dan membukanya. Di depan mereka berdiri Pak Haris, membawa sebuah bungkusan besar.
"Bu Laila, ini sedikit rezeki dari saya. Mohon diterima," katanya lembut.
Bu Laila tampak terkejut. "Pak, ini terlalu banyak... kami tidak bisa menerima"
Pak Haris tersenyum. "Jangan ditolak, Bu. Ini dari Allah, bukan dari saya."
Dengan tangan gemetar, Bu Laila menerima bungkusan itu. Ketika dibuka, Rania menahan napas.Â
Di dalamnya ada dua setel baju baru, satu untuknya dan satu untuk ibunya. Ada juga amplop kecil berisi uang, cukup untuk membeli bahan makanan untuk beberapa minggu ke depan.
Mata Rania berkaca-kaca. Ia berlari keluar rumah, menatap langit yang bertabur bintang. "Terima kasih, ya Allah, terimakasih Ayah," bisiknya. Hatinya yakin, ini adalah jawaban dari doa-doanya.
***
Ramadan bukan hanya tentang berpuasa dan merayakan Lebaran dengan pakaian baru. Ini adalah waktu untuk berbagi, untuk melihat sekitar, dan membantu mereka yang membutuhkan. Terkadang, kebahagiaan seseorang bisa datang dari kebaikan kecil yang kita berikan.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." (HR. Ahmad)
Semoga Ramadan ini, kita semua menjadi lebih peka terhadap mereka yang membutuhkan dan menjadi bagian dari "kado dari langit" bagi orang lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI