***
Malam takbiran datang. Takbir berkumandang dari surau kecil di ujung gang, memenuhi udara dengan kesyahduan.Â
Di dalam rumah mungil itu, Rania dan ibunya duduk bersama. Tak ada ketupat atau opor ayam, hanya sepiring kecil kolak pisang.
Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu. Bu Laila bangkit dan membukanya. Di depan mereka berdiri Pak Haris, membawa sebuah bungkusan besar.
"Bu Laila, ini sedikit rezeki dari saya. Mohon diterima," katanya lembut.
Bu Laila tampak terkejut. "Pak, ini terlalu banyak... kami tidak bisa menerima"
Pak Haris tersenyum. "Jangan ditolak, Bu. Ini dari Allah, bukan dari saya."
Dengan tangan gemetar, Bu Laila menerima bungkusan itu. Ketika dibuka, Rania menahan napas.Â
Di dalamnya ada dua setel baju baru, satu untuknya dan satu untuk ibunya. Ada juga amplop kecil berisi uang, cukup untuk membeli bahan makanan untuk beberapa minggu ke depan.
Mata Rania berkaca-kaca. Ia berlari keluar rumah, menatap langit yang bertabur bintang. "Terima kasih, ya Allah, terimakasih Ayah," bisiknya. Hatinya yakin, ini adalah jawaban dari doa-doanya.