Mohon tunggu...
Sebastian Ahmad
Sebastian Ahmad Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Aja

Menulis aja lalu ditaro disini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nulis Cerpen

27 Februari 2020   04:20 Diperbarui: 27 Februari 2020   17:15 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku hanya ingin mengerti semuanya." Lanjutku

Perempuan itu sama sekali tak merespon, dan sialnya aku terus melanjutkan kalimatku perlahan.

"bukan perasaan ingin dimengerti atau saling memahami, aku hanya ingin mengerti semuanya. Alasan dibalik semua kejadian yang melibatkanku. Egois memang, namun jika sesuatu itu bisa dicapai, aku sedikit merasa bahagia, mungkin aku bisa merasa sebaliknya juga."

Keluar sudah semua kalimat itu, dengan menyesal aku menghirup kembali rokok yang sedang kugenggam sembari menunggu respon apa yang akan diberikan oleh perempuan tersebut. Bukan berarti aku menginkan sebuah respon yang bisa menjawab keresahanku, hanya saja aku merasa malu mengatakan sesuatu yang memalukan seperti itu kepada orang yang baru saja aku temui. Anehnya, ia hanya tersenyum meraih ponselnya lalu mematikan musik yang sudah tak terdengar lagi karena suara hujan.

"lalu, apa yang membuatmu takut?" jawabnya

"entahlah." Jawabku

"mungkin karena aku belum menyebrangi sungai itu" lanjutku

"maksudmu?" tanyanya

"Anggap saja, aku berada dalam situasi ingin menyebrangi sungai, aku pasti menerka bahwa sungai itu sangat dingin atau seperti terlalu dalam. Karena dengan melihat, pemahaman serta perasaan seperti itu kadang yang menjadi jawaban atas respon yang aku alami. Aku terlalu ketakutan untuk melintasi sungai tersebut. Alhasil, baju yang aku pakaipun masih kering dan aku tak pernah sampai kesisi sungai tersebut, mungkin disana aku bisa mendapatkan sesuatu yang benar-benar bisa membuatku hidup kembali, meski sebelumnya aku sudah mati dan hidup berkali-kali" jawabku

"ternyata kau orang yang banyak bicara ya" jawabnya sembari tertawa

Respon yang tak disangka, aku kira aku akan mendapat jawaban seperti, mungkin kamu kurang mencoba melewati sungai tersebut, kau terlalu takut atau kalimat semacam itu. Namun dia, hanya mengomentari diriku yang tadi pendiam sekali tiba-tiba berubah mode menjadi banyak bicara. Ya meski, aku sedikit kesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun