Mohon tunggu...
Sebastian Ahmad
Sebastian Ahmad Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Aja

Menulis aja lalu ditaro disini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nulis Cerpen

27 Februari 2020   04:20 Diperbarui: 27 Februari 2020   17:15 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak seperti biasanya, beranda toko buku ini sepi, hanya aku pengunjung. Satu barista perempuan, dan satu orang penjaga kasir toko buku serta pemilik toko buku yang baru saja pergi entah ingin kemana. Aku tak begitu akrab dengan orang lain, dan aku sendiri tak ingin mengakrabkan diri dengan orang lain, tanpa alasan. Hanya tak ingin. Mungkin karena barusan hujan, orang-orang enggan berkunjung dan memilih mengisolasi diri di ruangannya masing-masing.

Belum sempat menikmati kopi, hujan mulai turun, hujan susulan mungkin. Cuaca mulai gelap, rintikan hujan pelan-pelan membasahi sekitar halaman depan toko buku. Rintikan hujan pun mulai sedikit membasahiku, dan aku membawa buku serta kopi kedalam perpustakan.

"Orang-orang suka hujan, namun tak mau basah karena air hujan." Ucap barista perempuan itu

Lagian, situasi macam apa ini, seperti dikisah-kisah novel atau drama di serial televisi, atau mungkin sebuah cerpen dimana, laki-laki dan perempuan terjebak dalam sebuah ruangan karena hujan. Dan ini perpustakan.  

"haha, iya juga" jawabku.

Aku seperti kehilangan hasrat untuk terhubung dengan orang lain, aku selalu merasa tak nyaman jika aku berusaha berbicara dengan orang lian. Aku selalu kebingungan apa yang tengah orang itu hadapi, respon seperti apa yang orang itu ingingkan atau perasaan seperti apa memang aku membosankan? Apa memang hal seperti itu perlu dibicarakan?

Kata- kata ada untuk memahami, tapi bagi orang yang sudah bisa memahami tanpa harus berbicara, apa gunanya berbicara? Seluruh langit dan bumi adalah kata-kata bagi mereka yang mengerti.

"respon yang menarik, apa kamu tak suka berbicara?" balasnya.

"tidak juga"

"lalu?"

"hanya tak ingin bicara saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun