Mohon tunggu...
Dr. Nugroho SBM  MSi
Dr. Nugroho SBM MSi Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka menulis apa saja

Saya Pengajar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip Semarang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki dan Tanahnya

21 Juli 2021   22:28 Diperbarui: 21 Juli 2021   22:53 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: kitabisa.com

Lelaki itu membangun gubug seadanya di sedikit sisa bekas tanah miliknya. Tanah miliknya digusur untuk pembangunan real estate dengan ganti rugi tak seberapa. Alasannya  secara hukum hak yang dimilikinya tak cukup kuat untuk menuntut ganti rugi yang lumayan besarnya. Padahal ia mendiami tanahnya sudah cukup lama secara turun temurun tanpa ada yang mengusiknya.

Tapi kapitalisme dan ekonomi pasar tampaknya mengubah segalanya. Tanah yang dulu didiaminya dengan aman sentosa kini harus direlakannya. Ia lelaki sederhana yang tak paham hukum dan belantaranya.

Ia memutuskan membangun gubug sederhana di sisa tanahnya itu karena baginya tanah tak sekedar harta milik dunia tetapi juga semacam harga diri dan kebanggaannya. Tanah itu juga sudah menorehkan berbagai kenangan. Tentang masa kecil yang bahagia. Tentang menjalani hidup yang terus menerjang meski tak mudah tetapi membawa kenangan yang indah selamanya.

Entahlah nanti kalau gubugnya pun akan digusur karena dianggap merusak keindahan kota. Mungkin akan lebih baik baginya untuk tinggal saja di kediaman abadinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun