Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serial Tafsir Kekinian Ramayana: Sundarakanda, Cahaya dari Abu

30 September 2025   05:58 Diperbarui: 30 September 2025   05:58 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hanuman (Sumber : https://vrindavan-das.pixels.com/)

Hanuman hadir untuk mengingatkan bahwa Rahwana tidak abadi. Bahwa selalu ada api yang bisa membakar kekelaman. Bahwa cinta dan kesetiaan akan selalu lebih kuat daripada nafsu dan keserakahan.

Sundarakanda, Kitab Keindahan

Mengapa kitab ini disebut Sundarakanda, kitab keindahan? Karena ia mengajarkan kepada kita bahwa keindahan sejati tidak lahir dari hiasan luar, melainkan dari keberanian hati yang tulus. Indah adalah keberanian Hanuman melompat lautan demi cinta. Indah adalah kesetiaan Sita menjaga kesucian meski dalam penjara. Indah adalah api yang membakar, bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk menyucikan.

Dalam hidup, keindahan sejati bukanlah wajah muda yang mulus, rumah mewah yang megah, atau gelar panjang yang tersemat. Keindahan sejati adalah hati yang tetap teguh dalam badai, jiwa yang tetap setia meski ditawan, dan keberanian untuk selalu berpihak pada kebenaran.

Pelajaran untuk Zaman Ini

Kita hidup di zaman di mana Alengkapura ada di mana-mana. Dunia dipenuhi kilau teknologi, kekuasaan, dan persaingan yang tak ada habisnya. Namun di balik itu, banyak jiwa yang merasa terasing, terpenjara, dan kehilangan arah.

Sundarakanda mengajarkan bahwa setiap kita membutuhkan Hanuman dalam diri: keberanian untuk melompat melampaui batas, kesetiaan untuk melayani kebenaran, dan api untuk membakar semua kelekatan yang menipu.

Sita tetap duduk tenang di tengah penderitaan, mengingatkan kita bahwa jiwa sejati tidak akan pernah ternoda oleh keadaan luar. Rama tetap menunggu, mengingatkan kita bahwa cinta sejati akan selalu setia. Dan Hanuman tetap beraksi, mengingatkan kita bahwa keberanian dan bhakti adalah jembatan menuju pembebasan.

Penutup: Menyalakan Api Keindahan

Sundarakanda bukan sekadar kisah masa lalu. Ia adalah cermin, ia adalah doa, ia adalah cahaya. Ketika kita membacanya dengan hati yang terbuka, kita akan menemukan Hanuman di dalam diri kita sendiri.

Mungkin kita sedang berada di "Alengkapura" kehidupan---dikepung oleh masalah, dikejar oleh ambisi, atau ditawan oleh rasa takut. Namun, bila kita berani menyalakan api keberanian dan kesetiaan, kita pun bisa membakar habis kegelapan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun