di sela rimba yang redup, berselimut kabut
lirih gemanya menggugah nyanyian dedaunanÂ
rebah dalam kontemplasi
angin menulis syair pada ranting pepohonan tuaÂ
setelah tubuhnya telah lama menjadi indung bagi bumi manusia
yang mereka rubuhkan bukan pohon,
tetapi mimpi-mimpi yang belum kukuh
yang mereka hancurkan bukan pulau
tetapi hati-hati yang buntu,
laut melukis biru yang agung
kedalaman adalah hidup dan kedamaian
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!