Kau medali berjiwa Asmara, Aku Tetap Jadi Hujan Untuk Bungah mu.
Kamu, Mutiara? Â Wanita Unik beda dari Yang lain, Â di depan ku kau tetap unik, Senyum mu Yang selalu mengembang itu kau tetap anggu, keanggunan mu aku makin Jatuh cinta pada mu.
kamu, Kamu adalah jawaban Yang paling Bijak, Walaupun Semua pembicaraan  ini akan menjadi salah.
Teruntuk kamu Yang membuat harapan di depan mata, aku mencintaimu dalam diam ku, kau adalah harapan ku.
Kamu membuat Hari hari ini making berwarna, kamu  adalah asmara yang bangun harapan,  tujuan yang sama dengan ku Tidak terlepas dari cinta ku pada mu dan cinta mu padaku.
Â
Kita akan bersatu, dengan kekuatan cinta Hanya saja, Kita harus, salin hargai, Setia, Dan percaya, untuk bangun kekuatan cinta
Â
Kau adalah medali berjiwa, jiwa bangun, jiwa harapan, jiwa sederhana, jiwa cinta Yang besar, Jiwa Jiwa inilah Cinta kita Making Merdeka. Sayang Kita akan menang
Kamu, selagi aku menjadi Hujan untuk Bungah mu, Jangan jadikan Hujan di pagi hari sebagai tempat persembunyian Air matamu. Sebab Aku tak Mau Air mata itu Jatuh.
Yulianus magai, tanah kolonial 10/11/2021.